Nadia mengatakan, virus tersebut pada dasarnya merupakan self limiting desease. Artinya, penderita penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya.
Selain itu, menurut dia, flu babi juga sudah dinyatakan sebagai flu biasa oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Vaksinnya pada hewan juga sudah ada. "Vaksinnya sudah ada. Jadi ya pertama vaksin hewan, karena flu babi, influenza pada hewan itu tentu sudah ada vaksin," ucap Nadia.
"Kemudian vaksin pada manusia, kalau memang diperlukan. Sebenarnya (untuk pencegahan) standarnya sama, cuci tangan, melakukan praktik-praktik untuk pencegahan dan sebagainya," kata dia.
Baca Juga: Vicky Nitinegoro di Pihak Baim Wong: Yang Waras Ngalah
Belum Ada Kasus
Nadia menegaskan, kunci agar kasus ini tidak menjadi pandemi adalah surveilans. Selama surveilans jalan, hal itu tidak terlalu jadi masalah.
"Karena sampai saat ini belum ada kasus. Artinya, kita melihat kasus pada manusianya belum ada laporan. Tapi kasus pada hewannya juga kita tidak mendapat laporan dari Kementan," kata Nadia.
Sebelumnya, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan menjelaskan bahwa virus demam babi Afrika atau African swine fever (ASF) yang ditemukan di Indonesia berbeda dengan virus flu babi (swine flu)
"Kasus penyakit pada babi yang ada di Indonesia pada saat ini adalah ASF dan bukan flu babi," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita di Jakarta, Rabu.
Baca Juga: Berikut 7 Langkah Protokol Kesehatan Saat Bepergian Gunakan Transportasi Umum
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.