JAKARTA, KOMPAS TV - Nus Kei menanggapi penyerangan yang dilakukan oleh kelompok John Kei di kediamannya yang berada di Tangerang, Banten pada Minggu (21/6/2020).
Menurut dia, perseteruannya dengan John Kei merupakan masalah pribadi. Ia pun membongkar percakapannya dengan John Kei sebelum terjadinya keributan tersebut.
Mereka sempat menjalin komunikasi melalui aplikasi WhatsApp (WA). Lewat Whatsapp, John Kei memintanya untuk bertemu.
Baca Juga: Awal Perseteruan John Kei dan Nus Kei, Minta Tolong Saat di Penjara untuk Urus Tanah Tapi Dikhianati
"Memang kami saling WA. Dia minta ketemu," kata Nus Kei kepada Warta Kota di Green Lake City, Tangerang, Selasa (23/6/2020).
Nus Kei menyebut terjadi miskomunikasi antara dirinya dan John Kei terkait pembagian hasil jual tanah di Ambon, Maluku.
"Masalah kita berdua, selesaikan berdua. Jangan libatkan orang lain," ucap Nus Kei menirukan pesan WA yang dikirimkannya kepada John Kei.
Dirinya menegaskan tak ada saling mengancam dalam pesan singkat tersebut. Nus Kei pun berniat untuk berdamai dengan John Kei.
Baca Juga: John Kei Bantah Perintahkan Bunuh Nus Kei, Kuasa Hukum: Tidak Ada Bukti Sama Sekali
"Fair dong kalau saya WA seperti itu. Saya maunya damai saja, kita ini bersaudara. Dia keponakan saya. Ini paman dengan keponakannya. Kita ini masih satu garis keturunan," kata Nus Kei.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, mengatakan peseteruan antara John Kei dan pamannya Nus Kei berawal dari persoalan tanah.
Yusri mengatakan, awalnya John Kei meminta tolong kepada pamannya yang tak lain yaitu Nus Kei untuk mengurusi penjualan tanah yang berada di Maluku.
John Kei terpaksa meminta tolong kepada pamannya karena ketika itu ia masih mendekam di Lapas Permisan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Baca Juga: Nus Kei: Sampai Kapan Pun Saya Posisikan Sebagai Orang Tua John Kei
"Ada perkara tanah yang saat itu memang John Kei minta tolong kepada Nus Kei untuk segera diuruskan, karena John Kei pada saat itu ada di Nusa Kambangan," kata Yusri di Polda Metro Jaya seperti dikutip Kompas.com pada Rabu (24/6/2020).
Setelah keluar dari Lapas karena bebas bersyarat, John Kei mendapat kabar bahwa uang hasil penjualan tanah di Maluku telah dicairkan.
Karena itu, John Kei kemudian meminta jatah hasil penjualan tanah kepada pamannya itu. Namun, Nus Kei mengaku belum menerima uang hasil penjualan tanah yang dimaksud.
"Si John Kei merasa dikhianati oleh Nus Kei dengan permasalahan yang ada. Menurut John Kei sudah dibayar, tapi menurut Nus Kei belum," ucap Yusri.
Merasa dikhianati, John Kei kemudian memerintahkan kepada anak buahnya untuk melakukan penyerangan kepada Nus Kei.
Baca Juga: Pasca Penyerangan Kelompok John Kei, Nus Kei: Kita Ini Satu Keluarga, Harus Damai!
Tak hanya sekadar penyerangan, perintah John Kei kepada anak buahnya jelas agar mereka juga menghabisi nyawa Nus Kei.
Hal itu terungkap dari pesan Whatsapp John Kei kepada anak buahnya saat polisi memeriksa telepon seluler milik John Kei.
“Ada perintah dari John Kei kepada anggotanya. Indikator permufakatan jahatnya adalah rencana pembunuhan terhadap NK (Nus Kei) dan YCR (Yustus Corwing Rahakbau),” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana.
Dari perintah itulah, anak buah John Kei kemudian bergerak ke dua lokasi berbeda, yakni kawasan Green Lake City di Cipondoh, Kota Tangerang dan daerah Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Minggu (21/6/2020) siang.
Baca Juga: Nus Kei Akui Anaknya Trauma Pasca-Penyerangan Kelompok John Kei
Saat penyerangan di kawasan Green Lake City, anak buah John Kei tak segan melepaskan tujuh kali tembakan, merusak gerbang perumahan, dan mengacak-acak rumah Nus Kei.
Akibatnya, satu orang sekuriti perumahan mengalami luka karena ditabrak anak buah John Kei dan satu pengendara ojek online tertembak di bagian kaki.
Sementara itu, penyerangan di Cengkareng menyebabkan satu anak buah Nus Kei berinisial ER tewas dan satu orang lainnya terluka.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.