Penerbangan kemarin pun sebenarnya hanya memiliki peluang 50 persen untuk diluncurkan berdasarkan kondisi cuaca di sekitar Florida dan Samudera Atlantik di timur AS.
Saat jendela waktu peluncuran yang ditentukan tiba dan cuaca mendukung, tim pun langsung meluncurkan Falcon-9.
Jendela waktu peluncuran penting karena akan menentukan waktu penerbangan menuju ISS, lintasan yang diambil, dan tentu bahan bakar roket yang akan digunakan.
Elon Musk, Pemimpin Eksekutif Tertinggi SpaceX sangat gembira menyambut keberhasilan peluncuran Falcon-9 dan Crew Dragon.
Seperti dikutip Space, SpaceX mendapat kontrak dari NASA sebesar 2,6 miliar dollar AS atau Rp 39 triliun dengan kurs Rp 15.000 per dollar AS pada 2014.
Kontrak itu berisi pengiriman misi NASA ke ISS sebanyak enam kali, dengan misi pertama akan mulai dilakukan setelah misi Demo-2 kembali ke Bumi dengan selamat.
"Saya pikir ini adalah sesuatu yang seharusnya ada dalam hati setiap orang, semangat untuk melakukan eksplorasi. Dan AS-lah yang menyuling semangat tersebut," katanya.
Baca Juga: Roket SpaceX Diluncurkan untuk Bawa Jamuan Natal
Berjalan Lancar
Sejauh ini, perjalanan Falcon-9 dan Crew Dragon berjalan lancar. Tahap awal dari proses peluncuran itu adalah pelepasan bagian bawah roket atau roket tingkat pertama Falcon-9.
Hanya 2,5 menit sejak peluncuran, roket bawah itu sudah lepas dan kembali ke Bumi. Roket itu mendarat di atas tongkang (drone ship) bernama Of Course I Still Love You yang diletakkan di Samudera Atlantik, timur Florida.
Selanjutnya, enam menit kemudian, Crew Dragon sudah memasuki orbit Bumi. Meski demikian, waktu total yang dibutuhkan untuk mencapai ISS itu sekitar 19 jam.
Itu berarti jika semua proses berjalan lancar, Crew Dragon akan sandar di ISS pada Minggu (31/5/2020) pukul 10.29 waktu Florida atau Minggu malam pukul 21.29 waktu Jakarta.
ISS sebenarnya hanya berjarak 405 kilometer dari permukaan Bumi atau hampir sama dengan jarak Jakarta-Semarang.
Waktu yang lama itu dibutuhkan karena wahana harus melakukan sejumlah manuver dengan beberapa kali mengelilingi Bumi sebelum akhirnya bertemu ISS.
Selain itu, ISS yang menjadi tujuan juga bergerak mengorbit Bumi dengan kecepatan 27.600 kilometer per jam atau 7,66 kilometer per detik sehingga Crew Dragon juga harus mengejar dan mampu bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan ISS.
Misi Demo-2 ini adalah misi uji coba. Selama perjalanan panjang menuju ISS itu, kedua antariksawan Behnken dan Hurley akan menguji sistem dan mode kontrol manual wahana Crew Dragon serta mengumpulkan data ujinya sehingga NASA bisa menyertifikasi wahana tersebut untuk bisa mengangkut antariksawan ke depannya.
Meski misi uji coba ini penuh risiko, namun sistem peluncur telah dilengkapi dengan sistem keamanan tinggi. Sistem keamanan ini berkaca pada meledaknya pesawat ulang alik Challenger pada 1986 yang menewaskan sejumlah antariksawannya.
Karena itu, jika roket Falcon-9 yang membawa Crew Dragon menghadapi masalah, SpaceX memastikan antariksawan yang ada dalam wahana tetap bisa diselamatkan. Untuk meyakinkan NASA, SpaceX dalam uji cobanya pada Januari 2020 lalu telah sengaja menghancurkan roket Falcon-9 miliknya.
Setelah sampai di ISS, kedua antariksawan akan tinggal disana untuk beberapa waktu. Namun lama waktu tinggal mereka di ISS belum dipastikan, berkisar satu hingga empat bulan.
Lama tinggal itu bergantung sejumlah faktor, seperti kesiapan panel surya wahana dan misi berikutnya. Sementara misi operasional pertama Crew Dragon yang dinamai Crew-1 diperkirakan akan diluncurkan akhir Agustus 2020 dengan membawa tiga antariksawan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.