Jika pun vaksin ditemukan, prosesnya tak serta merta bisa cepat digunakan. Menurut dia, butuh waktu yang tak sebentar untuk menguji vaksin tersebut.
“Memang new normal harus kita hadapi cukup lama. Selama vaksinnya belum ditemukan, mohon maaf juga vaksinnya itu harus diproduksi, habis diproduksi harus didistribusi, abis itu baru disuntik. Itu makan waktu,” ujar Erick.
Kendati begitu, Erick meyakini Indonesia bisa melewati masa-masa sulit dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sebab, Indonesia sudah terbukti mampu bangkit dari situasi sulit.
Baca Juga: Dipicu Harga Gula Tinggi, Erick Thohir akan Gabungkan 3 Perusahaan BUMN Sekaligus
Ia mencontohkan ketika terjadi krisis moneter yang pada 1998 silam. Ketika itu, kata dia, Indonesia disebut-sebut akan bubar, tapi ternyata tak jadi kenyataan.
“Saya yakin negara kita bisa keluar lah, sudah beberapa kali bangsa Indonesia membuktikan prediksi-prediksi dari negara lain salah,” ucap Erick.
“Dibilang 1998 bubar dan ternyata enggak jadi kenyataan. Kalau kita terbuka, enggak baperan, insyaallah kita ada jalannya.”
Adapun untuk pelaksanaan new normal di semua BUMN, Erick menekankan tiga poin yakni jam kerja yang fleksibel, penekanan protokol kesehatan, dan akselerasi teknologi.
Baca Juga: McDonald's Angkat Kaki dari Sarinah, Erick Thohir: Saya Tidak Anti Merek Asing
"Di BUMN saja kita lagi coba push supaya semua mengerti poin-poin ini," ujarnya.
Mantan bos klub sepak bola Inter Milan itu mengakui, tidak mudah untuk menerapkan protokol new normal dalam pelaksanaan perkantoran maupun industri.
Pasalnya, setiap perusahaan memiliki kriteria dan pendekatan yang berbeda dalam pengoperasiannya. "Ini kenapa kita mesti try and error," kata Erick.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.