Dia berpendapat, hal ini penting guna mengurangi beban masayrakat, terutama orang tua yang memiliki anak yang akan masuk ke jenjang pendidikan, dari tingkatan sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Darmaningtyas menuturkan, kondisi ekonomi dan psikologis masyarakat saat ini tidak memungkinkan orang tua memikirkan mencari sekolah baru bagi anaknya. Sebab, mereka kesulitan untuk sekadar bertahan hidup demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kalau hanya berpikir memperpanjang proses pembelajaran online sampai Desember itu artinya baru berpikir dalam tataran teknis manajerial saja,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, ada sejumlah alasan mengapa tahun ajaran baru perlu dimundurkan hingga Januari tahun depan.
Pertama, tidak ada yang bisa memastikan pada akhir Juni pandemi Covid-19 sudah berakhir, sehingga di bulan Juli ajaran baru sudah bisa dimulai.
Baca Juga: Orang Tua Kesulitan Beli Kuota Untuk Sekolah Online
“Pertanyaannya adalah apakah masyarakat masih memiliki kemampuan (pendanaan) untuk menyekolahkan anak-anak mereka?” ujarnya.
Mengingat, sejak pertengahan Maret, banyak usaha tutup dan mereka yang semula menjadi pekerja upahan pun akhirnya dirumahkan. Sementara bantuan dari Pemerintah pusat dan daerah amat minim.
Kedua, tidak manusiawi di saat pandemi Covid-19 masih mewabah, namun siswa tetap diminta masuk sekolah dan orang tua diminta untuk mendaftarkan anaknya masuk sekolah.
“Betapa stres orang tua yang tidak mampu, di satu sisi dihadapkan pada kesulitan untuk mendapatkan sembako, di sisi lain harus pusing mencari sekolah baru untuk anaknya pada bulan Juli 2020?” ujar Darmaningtyas.
Ketiga, bila sekolah masuk dipaksakan pada bulan Juli, namun pandemi virus corona belum usai dan pembelajaran dilaksanakan secara online, tentu akan terasa ganjil karena para murid belum saling kenal.
Baca Juga: Serikat Guru: Diharapkan Ada Penundaan Tahun Ajaran Baru Sekolah Selama Wabah Corona
Demikian pula antara guru dan murid juga belum berkenalan, tapi mereka sudah harus melaksanakan pembelajaran online.
Belum lagi tidak semua orang tua terutama yang berada di daerah siap dengan pembelajaran online. Kendala bagi mereka yakni belum tentu semua orang memiliki ponsel setidaknya berbasis android, kuota internet yang harus tersedia.
Keempat, apabila pembelajaran tetap dilaksanakan di rumah siswa masing-masing secara online, maka sesungguhnya ada yang hilang dari fungsi sekolah itu sendiri.
“Yaitu sebagai ruang untuk membangun interaksi dan relasi sosial antara murid satu dengan lainnya maupun antara murid dengan guru,” kata Darmaningtyas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.