Salah satunya virus yang menyebabkan pilek biasa, yang dilepaskan ke udara melalui pernapasan atau batuk.
Namun, dalam penelitian ini tidak mencakup virus corona baru, SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Profesor Benjamin Cowling, yang memimpin penelitian tersebut menyatakan, perlunya penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah masker dapat secara khusus mencegah penularan SARS-CoV-2.
"Pendapat saya, masker kain tetap memiliki efek. Tetapi mungkin lebih sedikit dari masker medis yang dikenakan dengan benar," imbuh Profesor Cowling.
Baca Juga: Sesuai Anjuran WHO, Pemerintah Wajibkan Pemakaian Masker!
WHO juga menyatakan masker wajib untuk digunakan oleh siapa saja yang mengalami gejala batuk atau demam, atau bagi mereka yang menangani kasus penyakit Covid-19 seperti saat ini.
Namun, WHO tidak menyarankan orang sehat memakainya dalam situasi sehari-hari.
Meski demikian, sejumlah bukti menunjukkan penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19 sebagian besar disebabkan penularan virus oleh orang-orang yang tidak menunjukkan gejala (asimptomatik).
Karena itulah yang kemudian mendorong sebagian negara mewajibkan penggunaan masker, dengan asumsi untuk mencegah penyebaran virus corona, SARS-CoV-2.
Rupert Beale, spesialis infeksi di Francis Crick Institute di London menambahkan penelitian ini menunjukkan bukti kuat dan meyakinkan tentang penggunaan masker.
Yakni sebagai cara untuk mengurangi penularan beberapa jenis virus, termasuk dalam masa pandemi virus corona, Covid-19.
Baca Juga: Mulai 12 April 2020, Penumpang Tanpa Masker Dilarang Naik Transportasi Umum
"Mengenakan masker tidak sepenuhnya mencegah penularan (virus). Itu juga tidak berdiri sendiri, perlu kombinasi dengan tindakan lain, seperti social distancing," sambung Beale menanggapi upaya pencegahan penyebaran virus corona dengan penggunaan masker.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.