JAKARTA, KOMPAS.TV - Suasana haru menyelimuti prosesi penyerahan korban penculikan kelompok Abu Sayyaf yang berhasil diselamatkan militer Filipina pekan lalu.
Serah terima korban penculikan itu dilakukan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi kepada keluarga korban.
Prosesi serah terima dilaksanakan di Kantor Kemenlu, Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Baca Juga: WNI yang Disandera Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan Berhasil Dibebaskan
Korban Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil dibebaskan dari sandera kelompok Abu Sayyaf itu adalah Muhammad Farhan, 27 tahun, seorang nelayan.
“Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembebasan WNI di Filipina Selatan,” ujar Menlu Retno Marsudi, dalam pidato prosesi serah terima tersebut.
Muhammad Farhan yang menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan berhasil dibebaskan, Rabu (15/1/2020), sekitar pukul 18.45 waktu setempat.
"Yang bersangkutan berhasil diselamatkan militer Filipina di Baranggay Bato Bato, Indanan Sulu," demikian disebutkan siaran pers resmi Kemenlu yang diterima Kompas.TV, Kamis (16/1/2020).
Farhan menjadi sandera terakhir dari total tiga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf pada September 2019 lalu.
Saat itu, Farhan merupakan satu dari tiga WNI yang diculik di perairan Tambisan, Lahad Datu, Malaysia.
Dua sandera lainnya yakni Maharudin dan Samiun telah dibebaskan pada 22 Desember 2019 dan diserahkan langsung oleh Menteri Luar Negeri kepada keluarganya pada 26 Desember 2019 lalu.
Dengan bebasnya Farhan, maka seluruh WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf telah berhasil dibebaskan.
"Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik dari Pemerintah Filipina, termasuk Divisi 11 AFP di Sulu, dalam upaya pembebasan para sandera WNI," demikian dikutip dari siaran pers tersebut.
Farhan telah menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Westmincom, Zamboanga dan dinyatakan sehat.
Diberitakan sebelumnya, tiga orang WNI diculik ketika tengah mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia, sekitar September 2019.
Ketiganya diketahui bernama Maharudin Lunani (48) dan anaknya, Muhammad Farhan (27), serta kru kapal Samiun Maneu (27).
Mereka berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Penyanderaan ketiganya diketahui melalui rekaman video di laman Facebook.
Dalam penculikan itu, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 8 miliar.
Baca Juga: WNI Disandera Abu Sayyaf Lagi, Gimana Agar Tak Terulang?
Kakak korban dari Muhammad Farhan, Sri Wahyuni mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenlu RI.
“Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kemenlu. Atas bantuan negara Indonesia dan Filipina, Farhan bisa kembali berkumpul dengan keluarga,” kata Sri Wahyuni, dengan nada pelan dan dalam suasana hati terharu. (Iksan)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.