SOLO, KOMPAS.TV - Sosok legendaris Gunung Lawu, Wakiyem (82) atau akrab disapa Mbok Yem, tutup usia pada Rabu (23/4/2025) siang pukul 13.30 WIB.
Ia menghembuskan napas terakhir di rumahnya di Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, setelah sempat menjalani perawatan akibat pneumonia.
Mbok Yem dikenal sebagai pemilik warung di jalur pendakian Gunung Lawu, tepatnya di kawasan puncak.
Selama lebih dari 35 tahun, ia menyediakan makanan dan minuman hangat untuk para pendaki yang kelelahan menghadapi medan dan cuaca dingin di ketinggian.
Perjalanan panjang Mbok Yem membangun warung tersebut dimulai secara tidak sengaja.
Menurut cucunya, Syaiful Gimbal, kegiatan berjualan berawal dari bekal yang dibawanya saat mencari jamu di hutan Lawu.
“Ya awalnya itu kan ada pendaki yang butuh makanan karena tidak membawa bekal. Kemudian Mbok Yem akhirnya mencoba berjualan dari bekal yang dia bawa untuk mencari jamu,” ujar Syaiful.
Sebelum warung berdiri, Mbok Yem memang sering naik ke hutan Lawu untuk mencari tanaman obat.
Baca Juga: Gunung Lawu Kebakaran, Begini Kondisi Warung Mbok Yem!
Dalam satu kenangan, Syaiful menyebut pernah ikut serta menginap di hutan saat masih duduk di bangku sekolah dasar.
“Kalau bermalam di Gunung Lawu, dulu Mbok Yem tidurnya gali sisi bukit, gali tanah seperti di dalam galian biar hangat. Kalau di luar dingin sekali. Saya pernah ikut sekali saat kelas 5 SD,” kenangnya.
Selama menjalani aktivitasnya di gunung, Mbok Yem dikenal enggan mengeluhkan kondisi tubuhnya. Bahkan ketika sakit, ia memilih tetap bertahan dan tetap melayani pembeli.
“Kalau ingin mengetahui paling lewat porter atau kita naik. Kemarin kita tahunya sudah sakit seminggu, akhirnya kita paksa turun untuk menjalani perawatan. Meski sakit ngakunya ya baik-baik saja. Mikirnya bagaimana pendaki kalau tidak jualan,” ujar Syaiful.
Mbok Yem akhirnya dibawa ke RSU Aisyiyah Ponorogo pada 4 Maret 2025. Di sana ia ditangani oleh tiga dokter spesialis—paru-paru, penyakit dalam, dan jantung.
Setelah lebih dari dua minggu perawatan, ia sempat menjalani rawat jalan dan menunjukkan tanda-tanda pemulihan, meskipun kesehatannya sempat menurun saat momen Lebaran.
Baca Juga: Mbok Yem dan Warung Legendaris Gunung Lawu: Keinginan Terakhir sebelum Wafat
“Kondisinya terus membaik, sempat drop saat Lebaran kemarin. Mbok Yem masih menjalani perawatan, besok sebetulnya jadwal untuk cek kesehatannya,” kata Syaiful dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/4).
Sebelum wafat, Mbok Yem berencana untuk berhenti berjualan dan menghabiskan waktu bersama cucu-cucunya. Namun keinginan itu belum sempat terwujud.
Warung yang ia bangun kini menjadi bagian dari sejarah pendakian Gunung Lawu, mengenai nasib warung tersebut ke depan, keluarga masih akan membicarakannya.
Kepergian Mbok Yem meninggalkan kesan mendalam. Tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi para pendaki yang mengenalnya sebagai sosok yang sederhana, tangguh, dan penuh perhatian.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas.com, Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.