Kompas TV nasional hukum

Tangis Eks Pemain Sirkus OCI Curhat di DPR, Ngaku Disetrum Pakai Setruman Gajah hingga Dipasung

Kompas.tv - 24 April 2025, 06:45 WIB
tangis-eks-pemain-sirkus-oci-curhat-di-dpr-ngaku-disetrum-pakai-setruman-gajah-hingga-dipasung
Salah satu mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari, Vivi Nur Hidayah dalam audiensi dengan Komisi XIII DPR, Rabu (23/4/2025). (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV.)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia kembali menceritakan tindakan kekerasan dan eksploitasi yang mereka alami selama bekerja di sirkus tersebut.

Hal itu mereka sampaikan dalam audiensi dengan Komisi XIII DPR RI, pada Rabu (23/4/2025).

Salah satu korban bernama Vivi Nur Hidayah mengungkapkan dirinya bergabung dengan pemain sirkus OCI sejak berusia empat tahun. 

"Saya tahunya sejak umur 2 tahun itu, saya sudah dilatih sirkus di rumah Pondok Indah. Setelah umur 3 tahun, 4 tahun, kemudian saya dibawa ke Oriental Circus," kata Vivi.

"Masih umur segitu saya sudah mendapat kekerasan ketika salah latihan mendapat pukulan tendangan," ujarnya.

Baca Juga: Dugaan Eksploitasi Eks Pemain Sirkus, Kuasa Hukum OCI Ungkap Temuan Komnas HAM Tahun 1997

Sembari menangis, Vivi mengungkapkan kekerasan yang dialaminya kian sering terjadi saat dirinya dipindah ke Taman Safari Indonesia di Cisarua, Bogor, Jawa Barat saat berusia 12 atau 13 tahun.

"Di Taman Safari, saya lebih keras lagi, saya mendapat penyiksaan lagi. Sampai saya melarikan diri karena tidak tahan," ujarnya sambil menangis.

Namun, usai tiga hari melarikan diri, Vivi kembali ditangkap. Usai penangkapan, dirinya mendapatkan kekerasan fisik dan verbal.

"Di tengah jalan pun saya sudah dipukuli, dikata-katain kasar, binatang, sampai rumah saya dimasukin ke kantornya dan saya disetrumin pakai setruman gajah, sampai saya lemas, sampai alat kelamin saya disetrumin," jelasnya.

"Saya minta ampun tapi tidak didengarkan, malah ditambahkan pukulan itu. Setelah itu saya jatuh lemas, ditarik rambut saya, dijedotin ke dinding, ditamparin, perut saya ditonjok dan ditendang," imbuhnya.

Setelah menerima kekerasan tersebut, ia mengaku dipasung selama dua minggu.

"Saya dirantai selama dua minggu, dipasung," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, korban lainnya bernama Lisa juga mengaku mendapatkan kekerasan selama menjadi pemain sirkus.

"Saya mulai berlatih bersama teman-teman. Setiap ada salah, kita dipukul, ditabok, ditendang, ditonjok, disambit pakai bakiak," tuturnya sambil menangis.

Ia juga mengaku, selama menjadi sirkus OCI, dirinya tidak digaji dan tidak mendapatkan pendidikan formal.

"Kita tidak dapat gaji, tidak pernah disekolahkan. Belajar itu hanya menulis dan menghitung saja, itu bukan homeschooling, karena yang ngajarin karyawati. Satu jam kita belajar itu," tegasnya.

Baca Juga: OCI Bersedia Selesaikan Polemik dengan Taman Safari secara Kekeluargaan

Sementara itu, seorang korban lain, Coni Kurniasih, mengaku dibawa ke sirkus OCI sejak umur 8 tahun.

Ia menuturkan, saat diajak untuk bergabung, OCI berjanji kepada orang tuanya akan menyekolahkan dirinya.

Namun pada kenyataannya, ia justru diminta untuk latihan sirkus, dan tidak pernah disekolahkan oleh pihak OCI.

"Berjalannya waktu, kita enggak disekolahin, kita enggak punya identitas. Memang saya keluar juga sampai saya keluar dari sirkus tahun 86, saya enggak punya identitas saya mau nikah juga saya bikin sendiri, karena kalau mau nikah harus punya KTP, saya nikahnya pakai wali hakim, saya enggak ada orang tua, saya pakai wali hakim," jelasnya.

Coni juga membenarkan adanya kekerasan saat dirinya melakukan kesalahan saat berlatih sirkus.

"Dari show itu memang kalau latihan dipukul itu iya, kalau main tidak ketawa dipukul itu iya," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan selama bekerja sebagai pemain sirkus OCI, dirinya tidak pernah menerima gaji. 

"Kita tidak pernah digaji, kan mereka bilangnya kita anak angkat gitu," ucapnya.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x