Kompas TV nasional peristiwa

BMKG Ungkap Prakiraan Cuaca Tahun Baru 2025, Dwikorita: Semoga Tidak Banjir seperti Januari 2020

Kompas.tv - 30 Desember 2024, 11:45 WIB
bmkg-ungkap-prakiraan-cuaca-tahun-baru-2025-dwikorita-semoga-tidak-banjir-seperti-januari-2020
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers Update Kondisi Cuaca Indonesia Jelang Malam Pergantian Tahun 2024, Minggu (29/12/2024).(Sumber: Instagram/infobmkg)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap prakiraan cuaca saat tahun baru 2025.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya sempat khawatir mengenai seruak udara dingin yang menjadi penyebab banjir besar di Jakarta pada Januari 2020 silam.

"Sebetulnya yang paling dikhawatirkan terus terang adalah seruak dingin tadi. Karena itulah yang tanggal 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 terjadi hujan dengan intensitas 377 mm," ungkap Dwikorita dalam konferensi pers Update Kondisi Cuaca Indonesia Jelang Malam Pergantian Tahun 2024, Minggu (29/12/2024).

Padahal, kata Dwikorita, hujan bisa dikategorikan sudah ekstrem apabila memiliki intensitas lebih dari 150 mm.

Baca Juga: Niat Puasa Sunah Rajab 2025 Senin-Kamis, Qadha Ramadan, dan Ayyamul Bidh

"(Hujan) 151 mm itu udah dikatakan hujan ekstrem, ini 2 kali dari ekstream itu ya dan itu yang saat itu membuat banjir di Jabodetabek," ucapnya.

Seperti diketahui, Seruakan Dingin (Cold Surge) adalah fenomena atmosfer yang membawa massa udara dingin dan kering, memicu peningkatan aktivitas konveksi yang mendukung terbentuknya awan hujan di berbagai wilayah. 

Ia menambahkan, fenomena itulah yang membuat pemerintah siaga bencana sejak November 2024.

Kendati demikian, adanya fenomena badai tropis di Laut China Selatan, kata Dwikorita, berakibat menghalangi seruak dingin menuju Indonesia.

"Namun barangkali berkat doa dari bapak ibu dan masyarakat tiba-tiba bermunculan bibit siklon bahkan badai tropis di Laut China Selatan dan itulah yang menghalangi. (Seruak dingin-red) harusnya meluncur ke arah Indonesia bagian barat selatan itu menjadi melemah," kata Dwikorita.

Menurutnya apabila seruak dingin kembali menguat, akan butuh beberapa waktu hingga berdampak pada cuaca di Indonesia. 

"Kalau akan menguat lagi perlu waktu beberapa saat ya yang barangkali melampaui ini 1Januari 2025. Ini secara kajian ilmiah nya seperti itu," ungkapnya.

Baca Juga: [FULL] Vietnam vs Indonesia di Investasi, PPN, dan Kabinet, Apa PR dan Dampaknya bagi Indonesia?

Masih Ada Potensi Hujan Lebat

Adapun pengaruh gelombang atmosfer dan bibit siklon terhadap cuaca di Indonesia masih ada.

Oleh sebab itu, BMKG mengimbau masyatakat waspada potensi hujan lebat terutama tadi di wilayah Kalimantan Barat dan Jawa Timur

"Namun secara umum lebih kondusif karena udara dingin itu sudah sangat lemah," kata Dwikorita.

"Semoga tidak terjadi insya Allah tidak terjadi apa banjir seperti tahun 2020. Namun banjir yang lain, misalnya akibat tadi ada borneo cortex, kemudian lahannya juga sudah terganggu. Jadi menyesuaikan kondisi setempat apalagi di Kalimantan Barat itu kan ada pertemuan dua sungai yaitu yang perlu diwaspadai," tuturnya.

Sebagai informasi, pada tahun 2020, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan sejumlah daerah lain di Pulau Jawa dihantam banjir besar sejak 1 Januari 2020. 

Banjir tersebut disebabkan meluapnya sungai yang kebanyakan berhulu di Bogor, khususnya daerah Jonggol, Bogor dan Puncak, Bogor sebagai daerah sumber air terbesar se-Jabodetabek.

Meluapnya sungai tersebut, terjadi akibat curah hujan tinggi yang melanda Jakarta dan sekitarnya sejak 30 Desember 2019 sore hingga malam tahun baru.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x