Kompas TV nasional humaniora

Pegiat Lingkungan Ini Ubah Bahaya Minyak Jelantah Jadi Rupiah

Kompas.tv - 14 November 2024, 15:42 WIB
pegiat-lingkungan-ini-ubah-bahaya-minyak-jelantah-jadi-rupiah
Direktur Riset Yayasan Jalin Alam Nusantara atau Jalantara, Abustomih yang juga pegiat lingkungan, saat memberikan bimbingan teknis (bimtek) daur ulang atau mengubah minyak jelantah jadi produk ekonomis (bernilai rupiah) dan ramah lingkungan. (Sumber: Dok Pribadi)
Penulis : Deni Muliya | Editor : Edy A. Putra

“Binaan kami di Kepulauan Seribu Jakarta sudah mengolah minyak jelantah yang biasanya jadi limbah perairan, kini menjadi pembersih rumah tangga. Bahkan digunakan di rumah sakit sebagai sabun cuci tangan dan karbol lantai melalui program pulauku nol sampah,” katanya.

Abustomih menjelaskan, sejatinya daur ulang bisa dilakukan di mana saja. Yang penting dibekali kemampuan daur ulang yang mudah, aman dan berkualitas.

“Kami mengajar secara langsung ke sekolah, bank sampah, masjid, hingga ke wilayah kepulauan di beberapa wilayah di Indonesia,” katanya.

Tetapi karena keterbatasan ruang dan waktu, pihaknya membuka kelas online gratis juga kepada binaannya.

“Kami berbagi formula baru dan mengembangkan produk berbeda di tiap wilayah, tergantung kebutuhan,” ucapnya.

Abustomih mengatakan pihaknya memahami bahwa penggiat lingkungan banyak yang tidak memiliki background keilmuan sains terapan.

Dia bersama istrinya kebetulan lulusan jurusan kimia dari dua kampus yang berbeda. Abustomih dari jurusan kimia Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Sedangkan istrinya alumnus jurusan kimia Universitas Indonesia (UI).

Abustomih (tiga dari kanan) bersama tim Yayasan Jalin Alam Nusantara atau Jalantara. (Sumber: Dok Pribadi/Yayasan Jalantara)

Pihaknya dengan sabar dan konsisten melakukan pendampingan dan sesi upgrade formula rutin melalui grup di berbagai platform media sosial. Terlebih, formulasi bahan daur ulangnya mudah didapat dan tersedia hampir di semua wilayah.

Untuk yang kesulitan mendapatkan bahannya, disediakan paket belajar yang tetap memiliki nilai keekonomian bagi binaannya. 

Prinsipnya, ia mengarahkan agar terjadi ekonomi minisirkular. Minyak jelantah dari sumber didrop pada penggiat daur ulang jelantah, lalu ditukar produk rumah tangga.

Ada yang satu banding dua. Satu banding tiga. Dalam arti, 1 liter jelantah ditukar 500 ml produk pembersih dan seterusnya. 

Menurut Abustomih, biasanya bank sampah melakukan penyetoran sampah rumah tangga termasuk minyak jelantah, sebulan sekali. Lalu warga akan mendapatkan benefit, baik berupa tabungan sampah maupun produk pembersih rumah tangga.

Keuntungan menjadi hak pengelola bank sampah untuk keperluan fee dan operasional petugas bank sampah. 

Di antara pihak yang menjadi binaan Abustomih bersama Yayasan Jalantara adalah Bank Sampah Nol Satu.

Ketua Bank Sampah Nol Satu di Pengasinan, Depok, Iput Pujianto mengatakan, pihaknya mau aktif mendaur ulang karena banyak limbah jelantah yang belum terkelola dengan baik.

Bahkan, minyak jelantah itu dibiarkan saja atau dibuang ke badan tanah, sungai, dan sebagainya, sehingga dapat merusak ekosistem lingkungan.

Ketua RT 01, RW 09, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, ini aktif mendaur ulang jelantah menjadi ramah lingkungan sejak 25 September 2021. 

Menurut Iput, sebelum jelantah didaur ulang, terlebih dahulu dilakukan penyebaran informasi yang diawali promosi tukar 5 liter jelantah dengan 1 liter minyak baru.

Setelah ada proses produksi, kemudian bisa tukar 1 liter jelantah dengan produk pembersih rumah tangga.

“Yayasan Jalantara yang memperkenalkan kepada bank sampah kami terkait produk olahan jelantah. Mereka mendampingi mulai dari FGD, Bintek, Praktek pembuatan produk, hingga pemasaran (endors) sampai sekarang,” ujar Iput kepada Kompas.tv, Kamis.

“Oleh karena perizinan kami belum lengkap, sementara produk yang kami produksi hanya untuk komunitas saja (RT, RW dan penggiat lingkungan lainnya di berbagai tempat),” imbuh Iput, yang pernah kirim produk ke Wonogiri, Bali, dan Lampung.

Sementara Sekretaris Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bangun Utomo di Desa Panican, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Khozin mengatakan, untuk mengumpulkan minyak jelantah sebelum didaur ulang, pihaknya bekerja sama dengan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan para pedagang gorengan di sekitar Bank Sampah Panican.

Pengelola Bank Sampah Panican ini mulai aktif mendaur ulang minyak jelantah menjadi produk bermanfaat sejak Juli 2024.

“Kami sampai saat ini masih sering konsultasi ke Yayasan Jalantara (Abustomih) untuk arahan dan bimbingannya,” kata Khozin, seraya menjelaskan pernah menjadi peserta bimtek pengolahan minyak jelantah menjadi cairan pembersih rumah tangga.

Baca Juga: Minyak Jelantah di Kota Batu Jatim Ini Dapat Ditukar Menjadi Uang

Abustomih menambahkan, pihaknya berharap, akan lebih banyak lagi komunitas peduli lingkungan yang mau menjadikan limbah minyak jelantah menjadi produk yang bermanfaat.

Sehingga potensi ekonomi terus berjalan dan secara bertahap dapat mereduksi pencemaran lingkungan di berbagai wilayah di Indonesia.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x