Menurut Juwintan, hasil tersebut membuktikan Risa berprestasi. Dia mampu berkompetisi dengan puluhan ribu pendaftar dari seluruh universitas di Indonesia. Dia bersama ribuan mahasiswa-mahasiswi yang dinyatakan lulus, disebar ke sejumlah perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
"Risa dikirim ke Universitas Prima Indonesia di Medan selama enam bulan. Dia menyelesaikan 20 SKS (Satuan Kredit Semester), 16 SKS pembelajaran dalam kelas, 4 SKS di masyarakat belajar tentang kebudayaan, bakti sosial, pariwisata, dan potensi lainnya," kata Juwintan saat ditemui Kompas.tv, Senin (11/11) siang.
Juwintan yang juga menjabat Kepala Program Studi (Kaprodi) Sastra Inggris IPB Cirebon menyebut Risa mendapat nilai A selama proses tersebut. Risa adalah satu dari 2.000 mahasiswa IPB Cirebon yang tersebar di lima prodi, yakni Pendidikan Bahasa Inggris, Sastra Inggris, Sastra Jepang, Guru SD, hingga Teknik Informatika dan Komputer.
Iyay Robia Khaerudin, dosen Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Pendidikan dan Sains Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon mengapresiasi program beasiswa tersebut. Bantuan dana pendidikan kepada warga berpenghasilan menengah ke bawah, mutlak sangat dibutuhkan.
Ini berpengaruh terhadap peningkatan nilai partisipasi pendidikan di tiap daerah. Bantuan ini juga membantu agar tidak banyak anak putus sekolah akibat hilangnya kepala rumah tangga sebagai tulang punggung keluarga.
"Program bantuan beasiswa tentu sangat membantu. Tiap pelajar memiliki kebutuhan yang beragam. Bantuan dana ini juga mampu menekan angka putus sekolah dan naiknya partisipasi pendidikan di tiap daerah," kata Robia, saat dihubungi Kompas.tv melalui sambungan telepon, Selasa (12/11) petang.
Secara tidak langsung, kata Robia, bantuan beasiswa dari BPJS Ketenagakerjaan ini juga merupakan langkah jangka panjang untuk menggapai program nasional, yakni menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggulan untuk Indonesia Emas 2045 mendatang.
Muhammad Taufiq, Account Representatif Khusus BPJS Ketenagakerjaan Cirebon menyampaikan, Risa Nur Afiah mendapatkan klaim manfaat beasiswa Rp12.000.000 dari klaim BPJS Ketenagakerjaan bapaknya, Hari Suprapto, sebagai karyawan di perguruan tinggi sejak tahun 2015.
Secara teknis, Taufiq menjelaskan, manfaat beasiswa program Jaminan Kematian ini didapat Risa, lantaran Hari Suprapto telah membayar iuran kepesertaan minimal 36 bulan atau 3 tahun masa iuran. Sehingga, pada saat ahli waris melakukan klaim, BPJS Ketenagakerjaan langsung menunaikan seluruhnya setelah berkas pengajuan berkas lengkap dan memenuhi syarat.
Baca Juga: Bangkit usai Terdampak Pandemi, Perempuan di Yogyakarta Ini Ceritakan Manfaat BPJS Ketenagakerjaan
Tak hanya Risa, sepanjang tahun 2023-2024, BPJS ketenagakerjaan Cabang Cirebon telah mengeluarkan dana sebesar Rp7.707.800.000 khusus untuk manfaat beasiswa ahli waris dari peserta BPJS Ketenagakerjaan yang telah memenuhi kriteria penerima beasiswa.
Jaminan beasiswa ini, kata Taufiq, diberikan secara menyeluruh untuk ahli waris yang masih melaksanakan kegiatan belajar, dari tingkat TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Adapun total bantuan yang disiapkan untuk dua orang anak ahli waris peserta BPJS Ketenagakerjaan yakni maksimal Rp147.000.000.
Dengan bantuan dana yang cukup besar dan konsisten itu, program beasiswa diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan dengan cara menekan angka anak putus sekolah.
"Agar tidak terjadinya kemiskinan tadi, termasuk adanya manfaat beasiswa untuk anak dari pekerja yang dikhawatirkan akan putus sekolah," kata Taufiq saat ditemui Kompas.tv, Selasa (12/11) petang.
Program jaminan beasiswa ini, ungkapnya, diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas SDM masyarakat Indonesia dengan keberlangsungan pendidikan hingga tuntas. Kualitas SDM yang unggul juga dibutuhkan untuk menggapai program dan cita cita nasional yakni Indonesia Emas pada 2045 mendatang.
(Muhamad Syahri Romdhon/Kompas.TV Cirebon)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.