Kompas TV nasional peristiwa

Dampak Serangan Puluhan Anggota TNI ke Warga Desa Selamat: Trauma, Tak Berani Kerja dan Sekolah

Kompas.tv - 12 November 2024, 08:34 WIB
dampak-serangan-puluhan-anggota-tni-ke-warga-desa-selamat-trauma-tak-berani-kerja-dan-sekolah
Suasana duka keluarga Raden Barus (61), korban penyerangan anggota TNI di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang pada Minggu (10/11/2024). (Sumber: KOMPAS.com/GOKLAS WISELY)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Serangan mendadak puluhan anggota TNI dari Batalyon Artileri Medan-2/Kilap Sumagan ke warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (8/11/2024) masih menyisakan trauma bagi warga. Warga tak berani berangkat kerja dan sekolah. Meskipun kondisi keamanan sudah mulai kondusif.

”Saya masih trauma keluar dari rumah. Saya masih terbayang ketika puluhan anggota TNI menghentikan sepeda motor saya dan menendang hingga saya terpental masuk ke parit,” kata Sri Ulina Perangin-Angin (35), salah seorang warga Desa Selamat yang mengalami kekerasan aparat TNI.

Sri tidak tahu persoalan apa yang terjadi antara anggota TNI dan warga. Awalnya dia menduga anggota TNI itu adalah kelompok begal. Dia tahu mereka anggota TNI setelah mendengar dari warga lain.

Baca Juga: Teriakan Anggota TNI Saat Menyerang Warga Desa Selamat: Selamatkan Keluarga Kalian Masing-Masing

Meski tidak tahu persoalan, namun Sri tetap dianiaya. Dia ditendang hingga terpental ke parit, dia mengalami luka di perut, paha, dan tangan. Dia melarikan diri ke rumah warga melihat tentara yang mengamuk. Sri melihat tentara itu membawa parang, samurai, balok kayu, hingga dobel stik.

Mereka mendobrak pintu sejumlah rumah, menyeret warga keluar dari rumah, lalu menganiaya mereka. Lampu jalan dimatikan. Warga dilarang memegang ponsel. ”Kalau ada yang memegang HP, kami matikan. Selamatkan keluarga kalian masing-masing,” begitu teriakan yang didengar Sri dan warga lain, dikutip dari Kompas.id.

Warga yang mencoba bertanya atau berbicara langsung didatangi anggota TNI lalu dipukul atau disuruh diam. ”Saya sangat ketakutan malam itu. Saya belum berani bekerja sampai hari ini,” kata Sri yang merupakan pekerja harian lepas di kilang kayu.

Minta Maaf 

Panglima Kodam I Bukit Barisan Letnan Jenderal Mohamad Hasan sudah datang ke Markas Armed-2 dan menemui warga. Hasan meminta maaf secara langsung kepada warga, khususnya keluarga korban. Dia menjamin anggotanya tidak akan melakukan serangan lagi kepada warga.

Hasan juga hadir langsung dalam acara pemakaman Raden Barus, seorang warga korban yang meninggal dunia. Di hadapan Hasan, anggota keluarga menangis histeris meminta agar mereka diberikan keadilan. Keluarga meminta proses hukum terhadap anggota TNI yang telah menganiaya Raden hingga meninggal.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x