“Yang sosiologis misalnya ya, ketika Pramono Anung dimajukan, dia itu menjadi sesuatu yang baru, karena tawarannya tadinya kan hanya Ridwan Kamil dan Dharma Pongrekun, Pramono Anung ini sosok yang bisa diterima oleh semua pihak.”
“Di sini kita bicara soal KIM Plus, di situ ada Pak Prabowo, ada juga Pak Jokowi, kemudian juga ada di sisi penantangnya ya, yang tempo hari tidak bisa mengajukan itu ada PDIP, di situ ada Megawati,” tambahnya.
Sosok Pramono Anung, kata Toto, bisa masuk ke ketiga tokoh tersebut, sehingga jika dilihat dari perspektif sosiologis, sosok Pramono ini bisa diterima.
“Kedua, ada sosok Rano Karno, yang dia mempunyai kekuatan popularitas juga kekuatan sosiologis dalam konteks putra daerah.”
Ia menambahkan, elektabilitas Pramono Anung lebih tinggi dibandingkan Ridwan Kamil yang didukung oleh 12 partai, karena di belakang layar ada aspek sentimen kedaerahan.
“Di belakang angka-angka ini ternyata sebetulnya ada aspek popularitas yang tinggi, ada aspek sentimen kedaerahan yang itu lebih mengena.”
Sebelumnya, Kompas.tv memberitakan, berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Ridwan Kamil – Suswono berada di angkat 34,6 persen, Dharma Pongrekun - Kun Wardhana 3,3 persen, Pramono Anung - Rano Karno 38,3 persen, dan 23,8 persen menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan.
Baca Juga: Tanggapi Hasil Survei, Ridwan Kamil: Yang Saya Tahu Data Kompas Kan Diambil Sebelum Debat Kedua
Survey Litbang Kompas dilakukan dalam rentang 20-25 Oktober 2024 terhadap 1.000 responden yang diberikan pertanyaan model tertutup.
Kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.