Selain itu, kata dia, pembentukan kabinet gemuk ini membuat ambisi Presiden Prabowo di tengah situasi dan kondisi geopolitik global, kian tidak menentu. Padahal, hal tersebut menjadi salah satu tantangan besar bagi pemerintahan baru.
Baca Juga: Golkar Akan Lakukan PAW Kader yang Masuk Kabinet Merah Putih
"Ketika ketegangan antarnegara meningkat, perekonomian global pun terguncang, berdampak pada sektor-sektor vital di Indonesia, mulai lembaga keuangan, tekstil hingga manufaktur, dan masih banyak lagi kegiatan industri nasional merasakan dampak deflasi. Dalam situasi seperti ini, kabinet yang efektif harus memiliki arah kebijakan yang jelas dan cepat tanggap terhadap krisis," kata dia.
Pieter menyebut kabinet yang besar berisiko terjebak dalam tarik ulur kepentingan. Menurut dia, dengan jumlah kementerian yang lebih banyak, keputusan yang harusnya bisa diambil cepat malah bisa terhambat.
"Belum lagi permasalahan klasik seperti korupsi dan kinerja yang tidak jujur kerap menggerogoti sistem birokrasi pemerintahan," ujarnya.
Ia menambahkan, Gibran Rabuming Raka sebagai Wakil Presiden juga harus menunjukkan kinerjanya kepada publik.
Dia mengatakan Gibran dikenal karena gaya kepemimpinan praktis dan keberpihakan pada pembangunan daerah yang dia tunjukkan selama menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Sebagai bagian dari kabinet yang besar, dia harus mampu menjaga semangat kerja kolektif, menghindari konflik internal, dan tetap fokus pada visi besar yang dijanjikan mereka dalam kampanye."
Baca Juga: Prabowo Beri Luhut 2 Jabatan Penting di Kabinet Merah Putih
"Banyak yang menantikan apakah Gibran mampu mengatasi kebiasaan lama dalam politik Indonesia yang sering kali lebih mementingkan status quo daripada inovasi dan perubahan nyata," kata Pieter.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.