BANDUNG, KOMPAS.TV - Gempa bumi dengan kekuatan 4,9 skala Richter mengguncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (18/9/2024) pagi.
Pusat gempa berada di wilayah Kabupaten Bandung dan getarannya terasa hingga sejumlah wilayah di sekitarnya, termasuk Kabupaten Garut, Kota Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Guncangan gempa ini disebabkan oleh pergerakan Sesar Garsela yang kembali aktif.
Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, gempa ini diikuti dengan serangkaian gempa susulan. Hingga Rabu siang pukul 12.30 WIB, tercatat 20 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar mencapai 3,6.
Gempa yang terjadi telah menimbulkan kerusakan signifikan pada ribuan bangunan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat hingga pukul 23.59 WIB pada hari yang sama, total bangunan yang rusak akibat gempa mencapai 3.601 unit.
Kerusakan tersebut tersebar di beberapa wilayah yang terdampak, termasuk Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Cimahi, Purwakarta, dan Kabupaten Bogor.
"Bangunan rusak di Kabupaten Bandung, 532 rumah warga rusak berat, 475 rusak sedang, 1.013 rusak ringan, 1.263 rumah terdampak. Ada 8 faskes rusak, 31 sekolah rusak, 55 tempat ibadah, dan 2 bangunan lain," jelas Pranata Muda Humas Ahli Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Hadi Rahmat dalam keterangan resminya, Kamis (19/9) dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Terbaru! Sejumlah Dampak Usai Kabupaten Bandung Diguncang Gempa, Warga Masih Mengungsi
Sementara itu, di Kabupaten Garut, sebanyak 2.024 rumah warga dilaporkan terdampak, termasuk kerusakan pada 7 sekolah dan 5 tempat ibadah. Kabupaten Bandung Barat mencatat 1 rumah rusak berat, 2 rumah rusak ringan, dan 1 sekolah rusak di wilayah Cimahi.
Jumlah warga yang terdampak gempa ini mencapai sekitar 22.500 jiwa. Data BPBD Jawa Barat mencatat sebanyak 21.710 jiwa atau sekitar 5.413 kepala keluarga (KK) terdampak langsung oleh gempa ini.
Sebanyak 710 orang harus mengungsi, dan 79 orang dilaporkan mengalami luka-luka. Selain itu, terdapat 1 korban jiwa yang merupakan seorang siswa kelas 6 dari SD Kencana Indah 01 di Kabupaten Bandung.
Menurut informasi yang diterima BPBD, korban meninggal bukan karena gempa secara langsung, melainkan diduga memiliki penyakit bawaan. Korban sempat menyelamatkan diri saat gempa terjadi, namun kemudian kembali ke ruang kelas dan mengalami kejang-kejang hingga terjatuh dan mengalami benturan di kepala.
Para pengungsi saat ini ditempatkan di empat lokasi pengungsian yang telah disediakan, yaitu di lapangan depan Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Masjid At Thohiriyah, Masjid Al Barokah, dan Kebun RW 16. P
ara pengungsi memerlukan bantuan mendesak, termasuk tenda pengungsian, obat-obatan, peralatan rumah tangga, makanan, dan perlengkapan kebersihan.
Tim relawan dan pihak berwenang di lapangan terus berupaya memberikan bantuan yang diperlukan kepada para korban.
Baca Juga: Soal Isu Gempa Bumi Susulan Lebih Besar di Bandung, Jawa Barat, Ini Kata BMKG
"Para pengungsi membutuhkan bantuan berupa tenda pengungsian, obat-obatan, peralatan rumah tangga, kebutuhan makanan, dan alat kebersihan," ucapnya.
Kerusakan infrastruktur dan bangunan akibat gempa ini diperkirakan menyebabkan kerugian material yang besar. Menurut BPBD Jawa Barat, total kerugian diperkirakan mencapai Rp 298.974.381.250.
"Taksir kerugian Rp 298.974.381.250," pungkasnya.
Namun, angka tersebut masih dapat bertambah mengingat pendataan masih berlangsung di beberapa daerah yang terdampak.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.