Menurut Eki Pitung, yang terjadi hanya sebuah miskomunikasi.
“Intinya, tadi setelah dimediasi ya miskomunikasi, terkesan bahwa dengan anak wilayah enggak ada koordinasi. Sebetulnya bukan enggak ada koordinasi, tapi kami sudah menganggap keluarga,” kata Eki di kantornya, malam itu juga.
Eki menyebut semua pihak sudah saling memaafkan. Namun, Eki mengakui ada anak buahnya yang lupa mengantarkan surat undangan kepada berbagai ormas itu.
Dalam acara ini, RK mendapat rekomendasi dari Bamus Betawi untuk melestarikan budaya Betawi.
Baca Juga: Ridwan Kamil Tepis Ajak Jusuf Kalla Gabung Timses di Pilkada Jakarta: Beliau Guru Bangsa
"Hari ini Bang Eki (Ketua Umum Bamus Betawi Eki Pitung) mewakili salah satu dewan adat dari Bamus Betawi menjelaskan satu dokumen rekomendasi tentang bagaimana pelestarian budaya Betawi ketika di Jakarta baru, Jakarta naik kelas menjadi kota global," kata RK.
Kepada RK, Bamus Betawi berpesan agar ketika Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota dan beralih sebagai kota global, budaya Betawi yang merupakan identitas wilayah penuh kearifan lokal tidak ditinggalkan.
Sebelumnya, sejumlah warga berkaus FBR sempat marah di dekat lokasi pertemuan antara bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil (RK) dan petinggi Badan Musyawarah (Bamus) Betawi.
Saat itu, Bamus sempat melakukan tradisi “Palang Pintu”. Beberapa anggota Bamus adu pantun, melempar jargon, dan adu silat. Mendengar keramaian yang ada, pria berkaus FBR ini mendekat.
Setelah RK masuk ke kantor Bamus Betawi, anggota ormas ini menyatakan dirinya tidak terima dengan acara yang digelar Bamus.
“Gue orang Betawi asli, Bamus kagak pernah izin kalau bikin acara apa-apa. Gue lahir di mari dari zaman kakek gue dulu,” ujar pria itu.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.