Guswanto mengatakan, suhu dingin adalah fenomena yang rutin terjadi setiap tahun, terlebih pada musim kemarau.
“Orang Jawa menyebutnya mbedhidhing (bediding),” kata Guswanto, Minggu (14/7/2024), dikutip dari Kompas.com.
Ia menyebut, penyebab suhu dingin yang terjadi akhir-akhir ini yakni adanya Angin Monsun Australia.
Guswanto menjelaskan, Angin Monsun Australia ini bertiup dari Australia menuju Asia melewati wilayah Indonesia dan perairan Samudra Hindia.
Sementara itu, Samudra Hindia juga memiliki suhu permukaan laut yang juga relatif rendah atau dingin.
Angin Monsun Australia diketahui bersifat kering dan sedikit membawa uap air, sehingga memengaruhi musim kemarau di Indonesia.
Hal ini membuat sejumlah wilayah yang dilewati Angin Monsun Australia menjadi lebih dingin.
“Apalagi pada malam hari, di saat suhu mencapai titik minimumnya,” ujar Guswanto.
Baca Juga: Suhu Dingin Landa Wilayah Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara, BMKG Prediksi Berlangsung Hingga Agustus
Sumber : Kompas TV, Antara, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.