Kompas TV nasional peristiwa

Apa Itu Fenomena Bediding yang Dirasakan Mulai Malam Hari? Berikut Penjelasan BMKG

Kompas.tv - 16 Juli 2024, 04:05 WIB
apa-itu-fenomena-bediding-yang-dirasakan-mulai-malam-hari-berikut-penjelasan-bmkg
Ilustrasi suhu dingin. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena suhu dingin di tengah musim kemarau menjadi pertanyaan banyak masyarakat, terutama mengenai penyebab hal ini bisa terjadi.

Seharusnya, di periode ini kita merasakan panasnya bumi dengan langit yang cerah dan matahari yang terik. Namun, ternyata kondisi tersebut justru menjadi pemicu adanya fenomena suhu dingin ini.

Prakirawan cuaca dari BMKG, Riefda Novikarany, mengatakan bahwa fenomena ini terjadi ketika kondisi cuaca dingin berbeda dari biasanya, ditandai dengan penurunan suhu yang drastis pada malam hingga dini hari.

Riefda menjelaskan bahwa daerah yang berpotensi mengalami bediding (suhu dingin ekstrem) adalah dataran tinggi atau pegunungan, yang memiliki tekanan udara lebih rendah dan volume udara yang lebih sedikit.

"Fenomena bediding ini fenomena kondisi cuaca yang biasanya cuacanya dingin mendekati ekstrem karena biasanya lebih dingin dari normalnya, fenomena ini ditandai dengan suhu drastis pada malam hari hingga dini hari," ucapnya kepada jurnalis KompasTV, Minggu (7/7/2024).

Deputi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan, suhu dingin adalah fenomena yang rutin terjadi setiap tahun, terlebih pada musim kemarau.

“Orang Jawa menyebutnya mbedhidhing,” kata Guswanto, Minggu (14/7/2024), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: BMKG Jelaskan soal Fenomena Bediding dan Penyebab Dingin di Bulan Juli | SINAU

Katanya, penyebab suhu dingin yang terjadi akhir-akhir ini yakni adanya Angin Monsun Australia. 

Guswanto menjelaskan, Angin Monsun Australia ini bertiup dari Australia menuju Asia melewati wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia. 

Sementara itu, Samudera Hindia juga memiliki suhu permukaan laut yang juga relatif rendah atau dingin. 

Angin Monsun Australia diketahui bersifat kering dan sedikit membawa uap air, sehingga memengaruhi musim kemarau di Indonesia. 

Hal ini membuat sejumlah wilayah yang dilewati Angin Monsun Australia menjadi lebih dingin.

“Apalagi pada malam hari, di saat suhu mencapai titik minimumnya,” ujar Guswanto.

Penyebab utama fenomena bediding

Pertama, udara kering: Selama musim kemarau, udara cenderung lebih kering karena kurangnya uap air. Udara kering memiliki kapasitas lebih rendah untuk menahan panas, sehingga lebih cepat mendingin pada malam hari.

Kedua, langit cerah: Langit yang cerah pada malam hari menyebabkan panas dari permukaan bumi memancar langsung ke atmosfer tanpa hambatan, mengakibatkan perubahan suhu yang signifikan.

Ketiga, angin tenang: Angin yang tenang atau berkecepatan lemah menghambat percampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap dekat permukaan bumi.

Keempat, topografi: Dataran tinggi atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara yang lebih rendah dan volume udara yang lebih sedikit.

Selama fenomena bediding, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memantau informasi dari BMKG.

Lindungi diri dari suhu dingin dengan menggunakan pakaian hangat, selimut, atau penghangat ruangan jika diperlukan, terutama pada malam hari ketika suhu turun drastis.

Jaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan minuman hangat. Hindari paparan udara dingin secara berlebihan dan lindungi tanaman, terutama bagi petani, dari suhu rendah. Perhatikan kondisi jalan karena embun beku dapat menyebabkan jalan licin pada malam hari.

Baca Juga: BMKG Ungkap Penyebab Suhu Dingin atau Bediding pada Malam dan Pagi Hari, Sampai Kapan Terjadi?




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x