Mukti menjelaskan, dirinya belum bisa memastikan waktu yang dibutuhkan untuk proses penangkapan Fredy.
Saat ini, Fredy berada di sebuah wilayah perbatasan antara Thailand dengan Burma atau Myanmar.
"Saya juga mau cepat-cepat nangkap Fredy Pratama. Kamu kira saya enggak mau. Biar tugas saya selesai gitu kan. Ini kan Fredy Pratama identiknya dengan Dirnarkoba Bareskrim kan. Benar enggak? Jadi dengan saya kan. Makanya kalau enggak ketangkap, waduh sakit kepala saya," ujarnya.
Baca Juga: Polri Tangkap Buronan Paling Dicari Asal Thailand, Terungkap Berbagai Pihak Bantu Pelarian ke Bali
Sebelumnya Mukti menjelaskan, Fredy masih cukup gencar menyuplai bahan baku narkoba, termasuk ke Jakarta walau bersembunyi di hutan di negara Thailand.
Pengiriman narkoba dilakukan oleh anggota jaringannya, untuk diproduksi oleh anak buahnya.
Mukti mencontohkan clandestine lab di Sunter, Jakarta Utara, yang digerebek oleh Satgas Penanggulangan Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba (P3GN) Polri beberapa waktu lalu masih berada di bawah kendali Fredy Pratama.
Fredy merupakan bandar besar narkotika jaringan internasional yang saat ini masih buron.
Setiap bulannya, sindikat Fredy disebut mampu menyelundupkan sabu dan ekstasi ke Indonesia dengan jumlah mulai dari 100 kilo sampai 500 kilo dengan modus operandi menyamarkan sabu ke dalam kemasan teh.
"Kita berdoa tim kembali ke Indonesia bisa membawa Fredy Pratama," ujar Mukti.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.