Menanggapi hal itu, SYL mengatakan, bahwa situasi dan kondisi ekonomi Indonesia saat dirinya menjadi Mentan sedang tidak baik-baik saja.
Meski demikian, ia menyebut kementerian yang ia pimpin mampu tumbuh hingga 18,2 persen selama tiga tahun.
"Itu yang saya mau jelaskan yang mulia, sebenarnya ini memang karena ada suasana dan kondisi Indonesia yang tidak seperti kita rasakan hari ini, Bapak. Itu suasana mencekam, ekonomi terancam," tutur SYL
“(Selama) tiga tahun, yang tumbuh hanya Kementan 18,2 persen yang lain minus."
Diberitakan sebelumnya, SYL disebut menggunakan uang Kementan untuk umrah bareng kelurga beserta pejabat Kementan, pembelian sapi kurban, hingga perjalanan dinas ke berbagai negara.
Hal tersebut disampaikan para saksi dari Kementan saat dihadirkan dalam sidang kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi dengan terdakwa SYL.
Sebagai informasi, SYL didakwa menerima uang senilai Rp44,5 miliar. Uang tersebut diduga didapat dari hasil memeras anak buah dan direktorat di Kementan untuk kepentingan pribadi dan keluarga SYL.
Dalam hal ini, SYL memerintahkan eks Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Muhammad Hatta; dan eks Sekjen Kementan, Kasdi Subagyono; Staf Khusus Bidang Kebijakan, Imam Mujahidin Fahmid, dan ajudannya, Panji Harjanto.
KPK kemudian menelusuri penggunaan uang korupsi itu dalam penyidikan dugaan TPPU. Beberapa hari terakhir penyidik gencar menggeledah rumah dan menyita sejumlah aset di Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Sidang Kasus Korupsi SYL, Saksi Ungkap Ada Grup WA dengan Nama ‘Saya Ganti Kalian’
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.