Kompas TV nasional peristiwa

Petani di Subang Serahkan Uang Rp598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan, Malah Dijadikan Pembantu

Kompas.tv - 21 Mei 2024, 10:34 WIB
petani-di-subang-serahkan-uang-rp598-juta-agar-anaknya-jadi-polwan-malah-dijadikan-pembantu
Seorang petani asal Subang, Jawa Barat, Carlim Sumarlin di Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Selasa (21/5/2024) mengaku menyerahkan uang ratusa juta rupiah agar sang anak lulus menjadi polwan. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

SUBANG, KOMPAS.TV - Seorang warga Desa Wanakerta, Kecamatan Purwadadi,  Kabupaten Subang, Jawa Barat, Carlim Sumarlin (56)  mengaku menyerahkan uang sebesar Rp598 juta sebagai 'uang pelicin' agar putrinya bisa diterima menjadi anggota polisi wanita (polwan).

Carlim mengaku dirinya menyerahkan uang tersebut kepada pihak yang berjanji dapat meloloskan sang anak untuk menjadi anggota Polri.

Dari sejumlah orang tersebut, menurut Carlim dua di antaranya merupakan anggota Polri aktif, sementara satu lainnya merupakan mantan anggota Polri yang diberhentikan dengan tidak hormat (PTDH).

Dalam dialog Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Selasa (21/5/2024), Carlim mengatakan, uang sebesar Rp598 juta yang ia serahkan merupakan hasil penjualan sawah dan kebunnya. Peristiwa itu menurut Carlim terjadi pada tahun 2016 lalu.  

Baca Juga: Petani Kena Tipu Oknum Polisi, Setor Uang Pelicin Rp 598 Juta Demi Anaknya Masuk Polwan

Saat itu, kata dia, dirinya didatangi oleh Asep Sudirman, mantan anggota Polri yang merupakan tetangga kampungnya.

“Awalnya saya kan tidak ada minat anak saya daftar polisi, datanglah Bapak Tarya dan Pak Asep yang mengiming-imingi suruh anak masuk ke kepolisian,” kata Carlim.

Kala itu, lanjut Carlim, dirinya menolak karena merasa tidak memiliki uang untuk mendaftar. Namun, terduga pelaku menyarankan agar Carlim menjual sawah serta kebunnya.

“Awalnya nolak saya, karena tidak punya uang, dia bilang ‘Sudah kebun jual saja, sawah jual aja, buat modalnya’,  katanya begitu.”

Menurut Carlim, ia menyerahkan uang tersebut kepada dua terduga pelaku yang berbeda, yakni kepada Asep melalui cara transfer dan yang kedua ia serahkan pada Heni P secara tunai atau cash.

“Dia meminta dulu. Pertama Rp200 juta meminta ke saya, ditransfer ke rekening Pak Asep Sudirman. Kedua, Rp300 juta suruh dianterin ke rumah yang bawanya, yaitu di rumah Bu Heni P, di Asrama Polisi Kalideres,” bebernya.

Cash. Sama Bu Heni dihitung uangnya terus bikin kuitansi.”

Meski telah menyerahkan uang sebesar ratusan juta rupiah, sang anak tidak juga lulus menjadi anggota Polri.

Bahkan menurutnya sang anak justru dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga dan baby sitter di rumah Yulia Fitri Nasution.

“Bekerja sebagai pembantu, baby sitter. Tadinya kan mau daftar polisi, ikut tes polisi, tapi ternyata di sana, di Jakarta dijadikan sebagai pembantu, baby sitter.”

Baca Juga: Waspada Penipuan Seleksi Sekolah Kedinasan! Ini Pesan MenPANRB Azwar Anas

“Nggak didaftarin, nggak diproses dan yang lainnya,” tambah dia.

Carlim menyebut sang anak dipekerjakan di rumah Yulia atas suruhan Anton dan Heni.

“Di rumah Ibu Yulia Fitria Nasution, atas suruhan Pak Anton sama Bu Heni, dia anggota polisi juga sama (seperti) Bu Heni itu.”


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x