JAKARTA. KOMPAS.TV - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan dan longsor yang melanda tiga kabupaten/kota di Sumatra Barat (Sumbar) yaitu Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padangpanjang.
Dijelaskan Dwikorita, berdasarkan analisa BMKG per tanggal 6 Mei 2024 telah terdeteksi adanya pola sirkulasi siklonik di sebelah barat Aceh yang berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan secara intensif.
"Merespons hal tersebut, BMKG di hari yang sama langsung menerbitkan peringatan dini potensi hujan lebat hingga sangat lebat, yang dapat berujung bencana hidro-meteorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan dan longsor di Sumatra Barat," ungkap Dwikorita dalam konferensi pers Bencana Hidrometeorologi Sumatra Barat secara daring, Minggu malam (12/5/2024).
Informasi dalam bentuk peringatan dini tersebut, kata dia, sangat penting untuk ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait.
Yakni pihak yang berwenang melakukan upaya mitigasi lanjut untuk mengurangi risiko bencana di Sumatra Barat.
Khususnya di daerah rawan bencana seperti di bantaran sungai, pegunungan dan perbukitan, selama periode mulai dari tanggal 9-12 Mei 2024.
Baca Juga: BMKG: Tingkat Kerawanan Bencana Tanah Longsor di Sumbar Meningkat akibat Rentetan Gempa
Sementara terkait lahar gunung, Dwikorita menjelaskan, material lahar tersebut berasal dari material erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu.
Yaitu yang masih mengendap di lereng bagian atas gunung.
Kemudian hanyut terbawa air hujan ke arah hilir, hingga menerjang tiga kabupaten yang berada di sekitarnya.
Sebagaimana diketahui, Banjir Bandang yang melanda sejumlah kabupaten di Sumatra Barat pada Sabtu (11/5/2024) malam menewaskan 41 orang.
BPBD Sumbar di Padang mengungkapkan, 41 orang warga yang menjadi korban meninggal dunia itu sebanyak 19 orang di Kabupaten Agam, 15 orang di Kabupaten Tanah Datar dan 7 orang di Kota Padang Panjang.
Rekomendasikan TMC
Sementara itu, dalam kesempatan itu, Kepala BMKG Dwikorita kembali mengingatkan kepada masyarakat.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi bakal terjadi hingga tanggal 22 Mei 2024 atau selama sepekan ke depan.
"Prospek cuaca selama satu pekan ke depan masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," ujarnya.
Berdasarkan analisa BMKG, lanjutnya, hingga tanggal 13 Mei 2024 berpotensi terjadinya hujan dengan intesitas sedang hingga lebat.
Sedangkan pada 14 Mei diperkirakan ada penurunan intensitas hujan menjadi ringan.
Lalu pada 15-17 Mei 2024 diprediksi akan terjadi peningkatan curah hujan lagi hingga tanggal 22 Mei 2024.
"Artinya kewaspadaan terhadap terjadinya banjir lahar hujan, juga Galodo atau banjir bandang serta longsor ini masih akan berlanjut paling tidak hingga tanggal 17-22 Mei atau sepekan ke depan. Maka, masyarakat dihimbau untuk menghindar atau menjauhi lereng-lereng bukit atau gunung yang rawan longsor," ujarnya.
Selain itu BMKG juga mengimbau masyarakat untuk terus memonitor informasi BMKG.
Yakni memantau prakiraan cuaca dan peringatan dini yang selalu dikeluarkan resmi BMKG setiap hari beberapa kali.
Dwikorita pun merekomendasikan untuk dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Sumbar.
Menurutnya, TMC dengan cara menabur zat NaCl atau garam ke langit menggunakan pesawat, merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan potensi cuaca ekstrem.
Baca Juga: Proses Pencarian Korban, BMKG Ingatkan Tim SAR Waspada Adanya Banjir Lahar Susulan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.