Menurut Burhanuddin belum tentu Ahok bersedia menjadi wakil Anies. Begitu pula sebaliknya.
"Pertanyaannya apakah Anies bersedia sudah turun peringkat, sebelumnya capres jadi cawagubnya Ahok, gitu kan," ujarnya.
Di sisi lain Burhanuddin menjelaskan meski punya perbedaan yang sangat mendasar, keduanya memiliki kesamaan.
Pertama, Anies dan Ahok merupakan bagian dari tiga tokoh yang punya elektabilitas tinggi. Hal itu bisa dilihat dari hasil survei terakhir Indikator Politik Indonesia pada Februari 2024.
Persamaan kedua yakni Anies dan Ahok secara politik berada di luar status quo.
Baca Juga: Ramai soal Bursa Pilgub, Ahok Angkat Bicara soal Kriteria Ideal sebagai Pemimpin Jakarta!
Anies, sambung Burhanuddin, menjadi salah satu pengkritik utama pemerintahan Joko Widodo. Tentu saja Jokowi atau Prabowo punya calon yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta.
Pada saat yang sama Ahok, walaupun belum mendapat tiket sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta, tapi belakangan ini semangatnya sama.
Ahok mengkritik kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi yang ingin menonaktifkan KTP warga DKI yang tidak tinggal di DKI Jakarta.
Namun meski keduanya berada di posisi yang sama, bukan berarti juga hal itu bisa menjadi titik temu untuk menduetkan Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta.
"Saya rasa wacana duet Anies dengan Ahok, atau Ahok dengan Anies ini wacana yang indah di atas kertas. Tetapi realpolitik masih sulit untuk menduetkan keduanya dalam satu pelaminan politik," ujar Burhanuddin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.