JAKARTA, KOMPAS.TV - Teka-teki siapa calon gubernur Jawa Barat (Jabar) 2024 mulai terlihat terang. Sejumlah partai mulai memunculkan kader-kader andalan untuk bertarung di Pilkada Jabar tahun ini.
Beberapa nama potensial yang diprediksi akan maju pada pemilihan calon gubernur (cagub) Jabar, di antaranya, Ridwan Kamil yang merupakan gubernur incumbent, kemudian ada kader Partai Gerindra sekaligus mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, serta Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jabar Haru Suandharu.
Selanjutnya mantan Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf juga digadang-gadang masuk bursa cagub dari Partai Demokrat, serta artis sekaligus kader Partai Amanat Nasional (PAN) Desy Ratnasari.
Baca Juga: Klaim Sudah Perbaiki Sistem Sesuai Catatan MK, KPU Akan Tetap Gunakan SiRekap di Pilkada 2024
Lantas siapa paling kuat menang Pilkada Jabar?
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengungkapkan, ukuran standar Pilkada paling tidak ada tiga: popularitas, elektabilitas, dan 'isi tas'. Oleh karena itu, ketiga-tiganya harus dimiliki masing-masing kandidat.
“Siapa yang memiliki popularitas, lalu elektabilitasnya tinggi, lalu isi tasnya besar atau banyak, itu punya potensi menang,” katanya kepada Kompas.tv, Jumat (26/4/2024).
Ujang mengaku hingga saat ini belum bisa menentukan mana yang paling potensial dari kandidat-kandidat tersebut.
Bukan tanpa alasan, menurutnya, saat ini belum ada lembaga survei yang
memotret elektabilitas, sehingga masih terlalu dini apabila menilai mana yang paling kuat.
"Nah kalau nanti sudah ada elektabilitas dari kandidat-kandidat itu, ya akan kelihatan siapa yang punya potensi, yang kuat, yang unggul, yang menang nanti dengan simulasi pasangan masing-masing,” jelasnya.
Baca Juga: Airlangga Ungkap Peluang Ridwan Kamil di Pilgub Jabar: Survei di Atas 50%
Begitu juga terkait dengan koalisi partai. Hingga kini masih dinamis dan belum terlihat arah koalisi partai di Pilkada Jabar 2024.
“Karena kita belum tahu juga yang pastinya siapa yang maju, siapa juga yang nanti jadi wakil, pasangannya dengan siapa. Jadi sifatnya hari ini belum bisa membaca soal arah koalisi itu, sifatnya masih cari masih dinamis begitu,” jelasnya.
Ujang menegaskan, parameter kuat atau tidaknya calon pemimpin daerah berpacu pada elektabilitas kandidat itu sendiri.
“Jadi kita harus lihat nanti elektabilitasnya berapa. Kalau masalah kuat, ya cukup kuat juga sih. Jadi, menurut saya, semua masih punya potensi kesempatan yang samalah,” jelas Ujang.
Dia pun berharap gubernur Jawa Barat mendatang memiliki sikap peduli dan perhatian kepada masyarakat.
“Sebenarnya masyarakat itu membutuhkan gubernur yang perhatian kepada masyarakat. Yang miskin dibantu, kesehatan susah dibantu, pendidikan dibantu, gitu saja sebenarnya," paparnya.
"Masyarakat Jawa Barat tidak neko-neko. Pemimpinnya baik, banyak membantu, ya masyarakat pasti akan memilih begitu,” sambung pria kelahiran Subang, Jawa Barat itu.
Hal senada juga dikatakan salah seorang warga Jabar Amanda Bagus. Pria yang sudah tinggal selama 32 tahun di Bandung, Jabar, ini berharap pemimpin Jabar mendatang merupakan sosok yang mampu memperhatikan kebutuhan masyarakat.
Baca Juga: PKS Siapkan 3 Kadernya untuk Pilkada Jakarta 2024, Sebut Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional
"Harapannya akses jalan, karena banyak jalan provinsi di Jawa Barat ini kondisinya rusak, banyak yang berlubang ataupun bergelombang. Penerangan jalan juga gelap," terangnya.
"Pemerataan fasilitas sekolah juga penting karena di Jawa Barat masih memprihatikan kondisi sekolah dan juga kesejahteraan gurunya,” imbuhnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.