Wihadi juga tak menampik bahwa komunikasi Prabowo dengan Partai NasDem juga berlangsung baik selama ini.
"Sinyal-sinyal ya bukan sekarang saja, sebelum MK kan Pak Prabowo sudah mengunjungi Pak Surya Paloh dan komunikasi juga begitu akrab," lanjutnya.
"Saya kira ini suatu pertanda bahwa memang dibutuhkan juga kebersamaan dan penyatuan dari visi kita untuk bersama-sama bagaimana membangun bangsa ini ke depan," ucap Wihadi.
Terkait kemungkinan banyak partai yang akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, pengamat politik Ikrar Nusa Bakti menilai hal tersebut merupakan hal yang biasa.
"Saya melihat bahwa tentunya banyak partai ya yang mungkin bergabung dengan pasangan Prabowo-Gibran dan itu tidak aneh buat saya," kata dia.
Ikrar menyebut kunjungan Prabowo ke markas Partai Nasdem adalah sebuah tanda yang kuat.
Selain itu ada pula kemungkinan PKB juga kembali masuk pemerintahan.
Namun, menurutnya, posisi PKS dan PDI-P masih belum jelas apakah juga bakal gabung pemerintah atau menjadi penyeimbang sebagai oposisi.
"Yang jelas ini sangat menguntungkan pasangan Prabowo-Gibran. Kalau gabungan koalisi partai yang ada di 02 itu perolehan kursinya 48 persen, itu kan sedikit di bawah 50 persen," kata Ikrar.
"Kalau misalnya NasDem atau PKB masuk, itu sudah lumayan karena sudah berada di atas 50 persen. Dan buat NasDem dan PKB sendiri ini juga akan mendapatkan keuntungan posisi sebagai partai yang mendapatkan kursi di kabinet," katanya.
"Tapi kalau buat PDI-P, saya pikir PDI-P tidak merasa takut untuk berada di luar pemerintahan karena itu sudah pernah dilakukan bahkan bersama Gerindra pada era Susilo Bambang Yudhoyono," pungkasnya.
Baca Juga: Respons Peluang Nasdem Gabung ke Pemerintah, Paloh: Jika Ada Usul Lain, akan Dipertimbangkan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.