Namun akhirnya putra sulung Presiden Jokowi itu resmi mendaftarkan sebagai cawapres pada akhir Oktober 2023. Hasto menilai kebohongan itu menjadi bagian dari strategi.
Masih soal pencalonan Gibran, Hasto menjelaskan berdasarkan dokumen dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan DPP PDI-P, ternyata akhir April 2023, keluarga Joko Widodo sudah memutuskan Gibran akan menjadi calon wakil presiden.
Hal inilah yang mendasari DPP PDI-P meminta konfirmasi langsung kepada Gibran. Namun Gibran membantah akan maju di Pilpres 2024.
Di sisi lain, Hasto menyoroti pencalonan Gibran yang justru berlangsung dengan menggunakan instrumen kekuasaan Negara.
Baca Juga: PDI-P Khilaf Usung Wali Kota Solo, Gibran: Pak Hasto Paling Oke
Atas dasar dokumen, keterangan dan informasi yang didapat partai bahwa kelaurga Jokowi sudah memutuskan Gibran menjadi Cawapres, Hasto berpandangan keputusan tersebut telah membuat penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power Presiden Jokowi untuk memajukan putra tertuanya itu.
"Kalau berkhianat kepada partai itu sudah biasa sebagai bagian dari dinamika organisasi partai, tetapi ketika berkhianat kepada konstitusi, pada demokrasi yang berkeadilan rakyat, apalagi nilai-nilai kejujuran seorang pemimpin itu pun dikorbankan, maka ini menjadi suatu persoalan yang sangat serius bagi kita sebagai bangsa," ujar Hasto di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Senin (1/4) kemarin.
Terbaru Hasto mengungkap sebuah upaya perebutan kursi pimpinan PDI-P dan Partai Golkar yang disebut dilakukan oleh Jokowi.
Menurut Hasto, Jokowi menugaskan salah satu menteri power full untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDI-P.
Baca Juga: Hasto Tuding Jokowi Incar Ketum PDIP, Stafsus Presiden: Tuduhan Tanpa Bukti
Menteri power full tersebut ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid, guru besar IPDN. Kemudian Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Megawati agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Jokowi.
"Jadi, dalam rangka kendaraan politik, untuk 21 tahun ke depan," ujar Hasto, di acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/4).
Gibran membantah jika ada keinginan sang ayah untuk merebut posisi ketua umum PDI-P dan Golkar.
Ia bahkan sempat bertanya dari mana informasi Jokowi ingin merebut kursi ketum dua partai politik besar di Indonesia itu.
Saat mengetahui hal itu dilontarkan dari Hasto, Gibran memilih untuk tidak mau menanggapi lagi. Gibran seakan bosan menjawab serangan-serangan yang dilontarkan Hasto.
"Pak Hasto lagi, saya kira tidak perlu ditanggapi lagi ya. Bulan puasa berpikiran positif saja," ujar Gibran singkat sebelum masuk ke mobil dinasnya, Rabu (3/4).
Baca Juga: Hasto Sebut Jokowi Ingin Rebut Kursi Ketum PDI-P, Gibran: Berpikiran Positif Saja
Presiden Jokowi juga sudah menanggapi pernyataan Hasto tersebut. Presiden meminta Hasto Kristiyanto tidak perlu mengeluarkan pernyataan yang bisa memperkeruh keadaan politik pasca-pilpres 2024.
Jokowi menilai pernyataan Sekjen PDI-P itu tidak masuk akal sebab dirinya ingin merebut kursi pimpinan partai-partai politik.
"Bukan golkar? Katanya mau ngerebut Golkar, masa mau direbutin semua. Jangan seperti itu. Jangan seperti itu," ujar Jokowi di Jakarta, Rabu (3/4).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.