JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan peningkatan jumlah bibit siklon tropis dan kaitannya dengan perubahan iklim global.
Dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring, Dwikorita mengatakan fenomena ini mulai terjadi di zona yang sebelumnya dianggap tidak mungkin.
Sebagai contoh, siklon tropis yang biasanya tidak muncul di 0-10 derajat lintang utara atau selatan, kini mulai terdeteksi di wilayah tersebut.
Baca Juga: BMKG Himbau Nelayan Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Papua Barat Daya
Peningkatan fenomena ekstrem ini, menurut Dwikorita, menjadi bukti nyata dari adanya perubahan iklim. Fenomena yang dulunya jarang terjadi, kini menjadi lebih sering dan menunjukkan perubahan pola iklim global.
"Salah satu ciri fakta bahwa perubahan iklim itu ada, antara lain adalah semakin seringnya terjadi fenomena ekstrem yang dulu-dulu seharusnya tidak terjadi," terang Dwikorita dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/3).
Baca Juga: Atasi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jateng Gandeng BMKG dan BNPB Buat Rekayasa Cuaca
Sebelumnya, BMKG mengumumkan kemunculan siklon tropis Neville di Samudra Hindia, tepatnya di selatan Jawa Tengah.
Pengumuman ini dibagikan melalui akun Instagram resmi BMKG pada Rabu (20/3) menandakan Neville sebagai siklon kedua yang terdeteksi di wilayah Indonesia pada bulan Maret tahun ini, menyusul siklon tropis Megan dan beberapa bibit siklon lainnya seperti 91S, 94S1 dan 93P.
Baca Juga: BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah pada Senin 18 Maret 2024, Ini Daftarnya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.