"Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari," ujarnya.
Baca Juga: Beda Angin Puting Beliung dan Tornado, Mulai dari Kecepatan hingga Tanda Kemunculan - INFOGRAFIS
Hal itu disebabkan karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.
Ia melanjutkan, karakteristik hujan pada musim pancaroba cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif, seperti awan Cumulonimbus (CB), akan meningkat.
Sebelumnya, BMKG juga memprediksi ada potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/angin kencang di sebagian wilayah Indonesia pada periode 8-14 Maret 2024, yaitu:
Baca Juga: Mulai Hari Ini, PNS Masuk Kerja Jam 08.00 Selama Bulan Ramadan
"BMKG akan terus memantau kondisi cuaca dan perubahannya berdasarkan data dan analisas terkini selama 24/7," demikian tulis BMKG.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap peningkatan curah hujan yang berpotensi terjadi dalam seminggu kedepan.
Masyarakat bisa memperbarui informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca dari BMKG melalui:
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.