JAKARTA, KOMPAS.TV - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berharap bulan Ramadan yang akan segera tiba bisa menjadi momentum untuk merekatkan kembali persaudaraan sesama anak bangsa pasca-Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti ingin bulan suci Ramadan dimanfaatkan pihak-pihak yang mengalami gesekan selama Pemilu 2024 untuk bisa rukun kembali.
“Barangkali kemarin di masa-masa pemilu ada relasi sosial yang mungkin mengalami gesekan, mudah-mudahan Ramadan ini menjadi momentum untuk islah, rekonsiliasi sehingga kita rukun kembali,” kata Abdul Mu`ti di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Abdul Mu`ti menilai, harus diakui bahwa ada kenaikan suhu politik selama Pemilu 2024, bahkan terjadi ketegangan di tengah masyarakat karena perbedaan dukungan.
Tetapi, ia menekankan pentingnya bagi warga Indonesia untuk memiliki ikatan yang kuat dalam membangun kembali hubungan yang harmonis demi menjaga kesatuan bangsa.
“Bulan Ramadan bukan hanya memenuhi panggilan Allah, tapi juga bagian dari memperbaiki relasi sosial kita dengan sesama, tidak hanya umat Islam tapi dengan seluruh masyarakat,” ujarnya.
Oleh karena itu, Mu`ti meminta masyarakat untuk menyikapi hasil Pemilu 2024 dengan tenang dan menghindari pembentukan narasi yang dapat memecah belah bangsa Indonesia.
“Kami mengajak semua masyarakat, seluruh elemen bangsa untuk menjadikan pemilu ini sebagai peristiwa politik yang biasa-biasa saja,” ucapnya.
Selain itu, Abdul juga mengimbau kepada seluruh warga negara untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial selama bulan Ramadan dengan berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan.
Baca Juga: Awal Puasa Ramadan 2024 Muhammadiyah, NU dan Pemerintah Berpotensi Berbeda, tapi Lebaran Sama
Meskipun terjadi kenaikan harga kebutuhan bahan pokok menjelang bulan puasa, katanya, diharapkan hal tersebut menjadi momentum untuk meningkatkan aktualisasi puasa melalui berbagi dan peduli kepada sesama.
“Momentum bulan puasa ini untuk kita memperkuat relasi sosial dengan memperbanyak berbagi kepada sesama. Karena memang Ramadan tahun ini diselenggarakan dalam suasana di mana masyarakat memang mengalami kesulitan,” pungkas Abdul, dikutip dari Antara, Rabu (6/3/2024).
Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 hijriah atau awal puasa jatuh pada 11 Maret 2024.
Hal itu berdasarkan ketetapan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
"Di wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M," bunyi kutipan surat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Rabu, 17 Januari 2024.
Menurut hisab yang dilakukan Muhammadiyah, hari Ahad 29 Syakban 1445 H bertepatan dengan tanggal 10 Maret 2024 Masehi, ijtimak menjelang Ramadan 1445 H terjadi pada pukul 16:07:42 WIB.
Tinggi Bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta (¢ = -07° 48' LS dan l= 110° 21' BT ) = +00° 56' 28'' (hilal sudah wujud).
Seiring penetapan 1 Ramadan 1445 H, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah juga telah menetapkan 1 Syawal 1445 H dan 1 Zulhijah 1445 H.
Menurut Muhammadiyah, 29 Ramadan 1445 H akan jatuh pada 8 April 2024. Ijtimak jelang Syawal 1445 H terjadi pada Selasa, 30 Ramadan 1445 H, bertepatan dengan 9 April 2024, pukul 01:23:10 WIB.
Baca Juga: Ramadan 2024 Diprediksi 5 Hari Lagi, Kapan Batas Waktu Qada atau Mengganti Utang Puasa?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.