JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta siap menyediakan layanan bagi calon anggota legislatif (caleg) yang mungkin mengalami stres dan depresi pasca-Pemilu 2024.
Beberapa RSJ di Pulau Jawa tersebut telah menyiapkan diri untuk menampung pasien caleg yang mengalami kesulitan mental setelah pemilihan berlangsung.
Sebagai contoh, RSUD Tangerang telah menyiapkan layanan konsultasi jiwa bagi caleg yang mengalami tekanan psikologis.
Meskipun begitu, Menkes RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pemerintah belum melakukan persiapan khusus terkait RSJ untuk caleg yang gagal pada Pemilu 2024.
Menurutnya, sebelum mencapai tahap depresi, seseorang biasanya akan mengalami kecemasan atau anxiety.
Oleh karena itu, pemerintah belum merencanakan langkah-langkah antisipasi untuk masalah ini.
"Belum. Ini baru mau mulai. Biasanya kan penyakit jiwa itu ada berbagai macam seperti mental disorder. Mulanya anxiety, cemas. Anxiety dirasakan sekarang karena akan mulai pemilihan. Baru setelah itu ada depression disorder tapi biasanya itu kan sudah pemilu, sudah mengetahui kalah baru tahu depresi," kata Menkes kepada wartawan Rabu (29/11/2023).
Pada Pemilu sebelumnya, beberapa RSJ di Jawa Tengah dan Yogyakarta telah menyiapkan diri untuk menangani pasien caleg yang mengalami gangguan jiwa.
RSJ Solo, misalnya, pernah merawat 10 caleg yang mengalami kesulitan mental pasca-Pemilu 2019.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSJ Solo, dr. Maria Rini Indriarti menyatakan, para pasien tersebut umumnya sulit menerima kekalahan dalam Pemilu dan telah menghabiskan banyak sumber daya untuk kampanye.
Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Hujan Lebat dan Petir di Sejumlah Wilayah di Indonesia Hari Ini
Dalam menghadapi Pemilu 2024, RSJ Solo telah mempersiapkan diri untuk menyediakan layanan penanganan dan pemulihan bagi caleg yang mungkin mengalami gangguan jiwa.
"Memang tidak banyak yang ke kami," terang dia dikutip dari TribunSolo.com, Rabu (10/5/2023).
"Yang dirawat di RSJ ini. Tidak lebih dari 10," tambahnya.
Rerata dari pasien tersebut merupakan para caleg yang tidak bisa menerima kekalahannya.
Ditambah lagi, mereka sudah keluar dana banyak untuk bisa memenangkan Pemilu.
"Pengalaman kita 5 tahun yang lalu para calon ini bisa lolos bisa tidak," tutur Maria.
"Kemungkinan seseorang yang tidak mampu mengelola kejiwaannya tidak bisa menerima kekalahan. Tidak sesuai harapan," imbuhnya.
Disampaikan Maria, ada beberapa gangguan jiwa yang bisa menimpa pasien, termasuk para caleg yang gagal dalam Pemilu, salah satunya, Skizofernia.
Gangguan jiwa ini masuk dalam golongan psikotik, yakni kesulitan membedakan halusinasi dan realitas.
"Dalam kondisi yang lebih berat kehilangan kemampuan melihat realita. Bisa saja terjadi gangguan psikotik," terang Maria.
Baca Juga: Soal Pertemuan Prabowo dan SBY, AHY: Ini Bagian Ekspresi Persahabatan 2 Tokoh Bangsa
Sumber : Kompas TV, Tribun News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.