Kompas TV nasional rumah pemilu

TKN Sebut Film 'Dirty Vote' Bernada Fitnah: Ada Tendensi Keinginan untuk Mendegradasi Pemilu

Kompas.tv - 11 Februari 2024, 15:19 WIB
tkn-sebut-film-dirty-vote-bernada-fitnah-ada-tendensi-keinginan-untuk-mendegradasi-pemilu
Tim Hukum dan Advokasi TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhmandi Bawaslu Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024). (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Gading Persada

"Yang saat ini saya lihat rakyat begitu antusias dengan apa yang disampaikan Pak Prabowo soal melanjutkan segala capaian pemerintahan yang ada sekarang," ucapnya.

Lebih lanjut, TKN menyarankan rakyat untuk tetap tenang, tidak terhasut dan terprovokasi oleh narasi kebohongan dalam film rersebut.

"Serta tidak melakukan pelanggaran hukum, kita harus pastikan pemilu 2024 berlangsung damai, Luber- Jurdil (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil)," ungkapnya.

Sebagai informasi Dirty Vote merupakan film dokumenter eksplanatori yang disampaikan tiga orang ahli hukum tata negara yakni Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.

Dalam film tersebut ketiganya mengungkap betapa berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.

Bivitri Susanti menjelaskan secara sederhana film ini adalah sebuah rekaman sejarah tentang rusaknya demokrasi di Indonesia. 

Di mana kekuasaan disalahgunakan secara begitu terbuka oleh orang-orang yang dipilih melalui demokrasi itu sendiri.

“Bercerita tentang dua hal. Pertama, tentang demokrasi yang tak bisa dimaknai sebatas terlaksananya pemilu, tapi bagaimana pemilu berlangsung. Bukan hanya hasil penghitungan suara, tetapi apakah keseluruhan proses pemilu dilaksanakan dengan adil dan sesuai nilai-nilai konstitusi," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (11/2).

"Kedua, tentang kekuasaan yang disalahgunakan karena nepotisme yang haram hukumnya dalam negara hukum yang demokratis,” sambungnya.

Ia pun mengingatkan sikap publik menjadi penting dalam sejarah ini. Apakah praktik lancung ini akan didiamkan sehingga demokrasi yang berorientasi kekuasaan belaka akan menjadi normal yang baru?

“Atau kita bersuara lantang dan bertindak agar republik yang kita cita-citakan terus hidup dan bertumbuh. Pilihan Anda menentukan,” tandas Bivitri.

Baca Juga: TKN Anggap Ganjar Jadi Hakim Moral karena Sebut 3 Jenderal Pendukung Prabowo-Gibran Mencla-mencle


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x