“Pernyataan Pak Prabowo terkait Gaza, pada saat bilang bahwa negara yang tidak memiliki angkatan perang yang kuat seperti Gaza akan mudah dijajah,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Ismail, Anies Baswdedan mendapat sentimen positif terbesar, mirip dengan Ganjar.
“Terutama itu dilihat sejak sesi pertama, dia menghentak dengan memberikan visi misi, tapi habis itu langsung seperti menyerang. Jadi, lebih lugas di situ, nah itu memberikan sentimen positif yang tinggi.”
“Sehingga ada salah satu ekspresi ‘Let him cook’, kalau dalam bahasa Inggris kan seperti itu, kalau dalam Bahasa Indonesia mungkin digoreng,” tuturnya.
Hal itu, lanjut Ismail, diikuti oleh Ganjar yang awalnya lebih santai dan terlihat seperti main aman, namun di akhir juga merespons seperti Anies. “Hal ini memberikan sentimen yang positif bagi Anies dan Ganjar.”
Tetapi, kata Ismail, ada yang menarik sebenarnya pascadebat, yakni adanya perbedaan respons warganet di X dan TikTok.
“Apa yang kita tampilkan di sini kan hasil dari Twitter, kalau di dunia TikTok ini beda lagi. Di TikTok itu lebih banyak pascadebat tidak dipakai untuk membahas yang sifatnya substansial.”
“Di TikTok lebih memakai perasaan, jadi kayak ketika Pak Prabowo tampil nilai skornya rendah tadi, tapi dirasakan sebagai sosok yang kena serangan ramai-ramai, itu istilahnya jadi victim,” ujarnya.
Hal itu menurut Ismail, menimbulkan emosi, bahkan banyak netizen yang mengunggah video mereka sedang menangis.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: 10,5 Persen Responden Berubah Pilihan Usai Debat Ketiga Capres 2024
“Banyak netizen itu memperlihatkan video mereka lagi menangis, lagi kasihan pada Pak Prabowo, gitu. Jadi malah bukannya membuat mereka berubah pikiran untuk tidak mendukung Prabowo, di situ saya lihat mereka malah makin kuat.”
“Jadi, di antara mereka yang sudah mendukung, sepertinya debat ini tidak banyak melakukan perubahan. Menang atau kalah di dalam debat itu semakin menguatkan mereka,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.