Rata-rata, ungkap Ganjar, para pedagang menjawab bahwa harga beras termurah sekitar Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram.
“Rata-rata yang paling murah Rp14 ribu. Tadi di Blora saya mendengar ada yang Rp13 ribu. Yang Rp12 ribu ada nggak? “ tanyanya, yang dijawab oleh warga bahwa ada beras seharga itu.
Warga mengatakan dulu harga beras yang saat ini dijual dengan harga Rp13 ribu hingga Rp14 ribu per kilogram hanya berkisar Rp7 ribu hingga Rp9 ribu. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, harganya meningkat.
Ganjar menjelaskan mengapa ia selalu menanyakan harga beras, karena ada kaitannya dengan produksi.
“Kenapa ini saya tanya, ini ada urut-urutannya, kok nggak turun-turun harga berasnya ada apa? Jangan-jangan memang kita suplainya kurang.”
“Saya tanya yang suplai siapa? Petani. Terus saya tanya petani, kenapa? Persoalannya ada yang ngomong pupuknya kurang, ada hama, airnya kurang dan macam-macam,” tambahnya.
Ia lalu mengatakan pihak yang berhak membeli atau menerima pupuk bersubsidi adalah petani yang luas sawahnya di bawah dua hektare.
Petani yang memiliki sawah di atas dua hektare, lanjut Ganjar, tidak diperbolehkan membeli pupuk subsidi.
Baca Juga: [FULL] Ini Janji Ganjar Saat Dengar Aspirasi Petani dan Warga Blora
“Boleh nggak mereka membeli? Yang punya lahan 10 hektare boleh nggak membeli pupuk subsidi? Tidak boleh karena tadi ketentuannya maksimum.”
“Maka kenapa kok saya buat kartu tani, agar kita tahu bahwa petani kita itu datanya bisa dibaca. Siapa yang punya lahan di bawah dua hektare? Ya panjenengan-panjenengan (Anda-Anda, red) ini,” bebernya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.