JAKARTA, KOMPAS.TV – Pendataan kartu tanda penduduk (KTP) warga oleh personel TNI usai kedatangan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto adalah untuk kebutuhan bedah rumah program Universitas Pertahanan (Unhan).
Hal itu diampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen Nugraha Gumelar, Selasa (2/1/2024).
Brigjen Nugraha menjelaskan, kedatangan Prabowo di lokasi tersebut, Cilincing, Jakarta Utara, adalah untuk mengecek rumah yang akan dibedah.
“Pengambilan KTP dan KK oleh babinsa dalam rangka pendataan rumah warga yang akan dibedah (untuk mencegah masalah dikemudian hari) oleh Unhan Kemhan RI,” tuturnya.
Menurut dia, program bedah rumah tersebut merupakan bentuk kegiatan tri darma perguruan tinggi dari Universitas Pertahanan (Unhan) berupa pengabdian pada masyarakat.
Baca Juga: KPU Terima Surat Protes dari TKN Prabowo-Gibran soal Media Penyelenggara Debat Capres Pilpres 2024
“Sebagai bentuk kegiatan tri dharma perguruan tinggi (pengabdian kepada masyarakat). Bapak Menhan dalam video tersebut dalam rangka mengecek rumah yang akan di bedah,” tegasnya, dikutip dari laporan tim jurnalis KompasTV.
Sebelumnya Kompas.tv memberitakan, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Adian Napitupulu dalam akun sosial media-nya @adian_napitupulu, membagikan video seorang warga bernama Juli Handayani mengaku dimintai data oleh orang berseragam TNI.
Kepada perekam video, Juli mengaku diberitahu bahwa Capres Prabowo akan datang pada Sabtu (30/12/2023).
Setelah itu, kata Juli, Prabowo membagi-bagikan uang kepada anak-anak yang ada di Cilincing berupa pecahan Rp100 ribu.
"Anak-anak kecil doang, seratus ribu. Anak-anak sini pada ngeroyok semua," ujar Juli.
Ia juga mengatakan bahwa orang yang membagikan uang adalah ajudan Prabowo. Setelah itu, Juli mengaku dimintai data KK dan KTP oleh orang berseragam TNI.
“Diambil KTP sama KK, nggak tahu, Babinsa yang ngambil, orang ABRI berseragam loreng-loreng," kata Juli.
"Iya (dimintai data -red), 'entar ada ya, Bu' katanya," ujar Juli menirukan ucapan pendata yang diduga aparat TNI itu.
Menanggapi hal itu, Juru bicara (Jubir) Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzhar Simanjuntak, menyebut video pengakuan warga terkait pendataan Babinsa usai kunjungan Prabowo sebagai fitnah.
Dahnil menjelaskan bahwa pendataan warga itu terkait program bedah rumah yang akan dilakukan oleh Universitas Pertahanan di Cilincing.
"Jadi tidak ada keterkaitan dengan tuduhan intimidasi, tuduhan menakut-nakuti. Ini upaya melakukan framing yang jahat sekali, dari upaya yang sedang dilakukan oleh Universitas Pertahanan dan TNI," terangnya di program Kompas Petang, KompasTV, Selasa (2/1).
Prabowo sebagai Menhan, lanjut Dahnil, tak memiliki wewenang untuk mengarahkan Babinsa maupun prajurit TNI lainnya.
"Perlu dipahami, Pak Prabowo sebagai Menhan tidak bisa mengerahkan Babinsa atau tidak bisa mengerahkan prajurit TNI, karena, beliau bukan sebagai pengguna kekuatan, juga bukan sebagai pembina kekuatan, tapi Pak Prabowo adalah pengembang kekuatan," ucapnya.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Habiburokhman, menerangkan bahwa tak ada hubungan langsung antara TKN Prabowo-Gibran dengan Babinsa.
Baca Juga: Beda Pengakuan Juli Warga Cilincing soal Didatangi Babinsa di Kunjungan Prabowo
“Kami nggak ngerti ada yang menuduh bahwa Babinsa melakukan pendataan, tidak ada hubungan kami (TKN) dengan Babinsa," ujar Dahnil, Selasa (2/1) dikutip dari cuplikan KompasTV.
"Pak Prabowo tidak bisa memerintahkan Babinsa untuk melakukan pendataan, jadi sepertinya fitnah," sambungnya.
Tugas-tugas Menhan, kata dia, mengembangkan konsepsi pertahanan dan memastikan pertahanan Indonesia semakin baik.
"Jadi apa yang disampaikan, apa yang sedang diupayakan di-framing itu tentu adalah fitnah jahat dan nggak pernah dilakukan oleh Pak Prabowo maupun TNI," terang Dahnil.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.