JAKARTA, KOMPAS.TV - Deputi Netralitas Penyelenggaraan Pemilu Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas Amin) Mardani Ali Sera menekankan bahwa Anies Baswedan berpesan agar pemimpin harus menaati etika dalam perdebatan dan aksi saling sindirnya dengan Prabowo Subianto belakangan ini.
Perdebatan antara Anies dengan Prabowo mengenai etika berbuntut saling sindir usai debat capres perdana pada 12 Desember lalu. Waktu itu, Anies bertanya kepada Prabowo soal aspek etis putusan Mahkamah Konstitusi yang meloloskan cawapresnya, Gibran Rakabuming Raka.
Dalam acara internal Partai Gerindra, seloroh Prabowo diduga menyindir Anies mengenai pertanyaan tersebut. Prabowo kemudian viral karena mengucapkan “ndasmu etik” yang oleh sebagian kalangan dianggap kasar.
Baca Juga: Dikritik karena Ndasmu Etik, Prabowo: Orang Banyumas Biasa Bicara seperti Itu
Mardani menyebut Anies berupaya menekankan bahwa etika menjadi dasar dan panduan utama bagi seorang negarawan.
Politikus Partai Keadilan Sejahteran (PKS) tersebut menyatakan bahwa sanksi etik yang diterima para hakim konstitusi yang mengubah syarat administrasi capres-cawapres “jauh lebih berat.”
"Apa yang terjadi di MK, semua mahfum bahwa ada sesuatu masalah dengan etika, karena itu Majelis Kehormatan (MKMK) menurunkan hukuman dalam bentuk etika. Dan bagi negarawan, hukuman etika jauh lebih berat,” kata Mardani dalam program “Kompas Petang” Kompas TV, Minggu (17/12/2023).
"Karena dengan etika itu ada moral yang dibawanya. Bukan sekadar teknokrasi, bukan sekadar bagaimana birokrasi, tapi etika, etika, dan etika. Dan etika itu prinsip, nilai, kebenaran yang mahal harganya,” ujarnya.
Juru bicara Tim Pemenangan Prabowo Subianto, Wihadi Wiyanto menanggapi kritik pihak Anies dengan menyebut keputusan MK sudah ditetapkan dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengesahkan paslon.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.