"Mungkin itu juga sebabnya Pak Jokowi mendorong Prabowo-Gibran, karena tak cocok dengan konsep Presiden dijadikan alat dan petugas partai politik,” katanya.
Meski begitu, kata Nusron, dirinya tak mempermasalahkan bila Presiden Jokowi diklaim oleh Hasto mendukung Ganjar di pesta demokrasi.
“Silakan saja kalau Pak Hasto mau klaim bahwa Pak Jokowi di belakang Mas Ganjar. Tapi di sini (Prabowo-Gibran) jelas adalah fakta, bukan klaim. Itu terlihat dari visi, misi, dan program. Apalagi kita disini bersama Mas Gibran,” katanya.
“Dalam peristiwa hampir dua bulan ini sudah kelihatan. Siapa yang tegak lurus, dan siapa yang justru menyudutkan dan tak henti-hentinya menyerang Pak Jokowi. Masyarakat sudah cerdas,” ujarnya.
Ia mengimbau agar masyarakat Indonesia tak terpecah belah dalam menghadapi Pilpres 2024. Sebab, namanya pesta itu harus dibawa riang gembira.
“Kembali lagi ke Gemoy, Mas Bowo ini memang gemoy dan lincah. Pemilu harus dibawa riang gembira karena ini pesta rakyat. Asyik kan,” katanya.
DPP PDI Perjuangan atau PDIP meyakini bila Presiden Jokowi membantu pemenangangan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan, indikator Presiden Jokowi membantu Ganjar itu dapat terlihat setelah debat capres, Kepala Negara langsung kunjungan kerja ke Jawa Tengah.
Baca Juga: Anies Sebut Demokrasi Indonesia Menurun, Jokowi Bilang Begini
Selain itu, saat Ganjar memulai kampanye di Merauke dan dilanjutkan ke Nusa Tenggara Timur (NTT), Jokowi pun mengikuti langkah Ganjar dengan berkunjung ke sana.
“Yaitu Pak Jokowi membantu Pak Ganjar, Pak Jokowi di belakang Pak Ganjar. Ketika Pak Ganjar di NTT kemudian Pak Jokowi ke NTT, itu kan artinya rakyat melihat Pak Jokowi di belakang Pak Ganjar,” kata Hasto kepada wartawan, Jumat (15/12/2023).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.