Kompas TV nasional rumah pemilu

Anies Sebut Prabowo Tidak Tahan Jadi Oposisi, Sekjen Gerindra: Omongannya Tak Bersumber

Kompas.tv - 15 Desember 2023, 13:54 WIB
anies-sebut-prabowo-tidak-tahan-jadi-oposisi-sekjen-gerindra-omongannya-tak-bersumber
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut pernyataan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, yang mengatakan ketua umumnya, Prabowo Subianto, tak tahan menjadi oposisi, tidak memiliki sumber yang jelas. 

Muzani menyebut tidak pernah mendengar Prabowo menyatakan tak tahan menjadi oposisi.

"Menurut saya itu yang diomongin Mas Anies tidak bersumber, yang saya enggak pernah dengar," katanya di Jakarta, Jumat (15/12/2023), seperti dikutip dari YouTube Kompas TV.

Baca Juga: PKS: Jadi Gubernur Jakarta, Anies Utang kepada Warga, Bukan Prabowo

Dia menjelaskan, dirinya sangat dekat dengan Prabowo. Meski demikian, dia tidak pernah mendengar pidato atau pernyataan Prabowo yang bilang tidak tahan menjadi oposisi.

Wakil Ketua MPR itu juga mengaku tahu frekuensi pertemuan Anies dengan Prabowo. 

"Pak Prabowo enggak pernah pidato seperti itu, Pak Prabowo enggak pernah ngomong seperti itu. Saya bisa hitung kapan Pak Anies ketemu Pak Prabowo, ngomongnya di mana, apa segala macam, saya enggak pernah dengar," katanya.

Dalam debat capres pertama yang berlangsung pada Selasa (12/12/2023) malam lalu, Anies menyebut proses demokrasi di Indonesia saat ini tidak berjalan baik.

Menanggapi hal tersebut, Prabowo menilai pernyataan Anies tersebut berlebihan.

“Mas Anies, Mas Anies, saya berpendapat Mas Anies ini agak berlebihan,” kata Prabowo.

“Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu. Mas Anies dipilih jadi Gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa.”

Prabowo kemudian mengungkit dirinyalah yang mengusung Anies untuk bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2017.

“Saya yang mengusung Bapak,” tegasnya. 

“Kalau demokrasi kita tidak berjalan, tidak mungkin Anda jadi gubernur. Kalau Jokowi diktator Anda tidak mungkin jadi gubernur. Saya waktu itu oposisi, Anda ke rumah saya, kita oposisi, Anda terpilih,” beber Prabowo.

Anies lalu menanggapi Prabowo dengan menyebut pemerintah dan oposisi memiliki posisi yang sama-sama terhormat. Namun, tidak semua orang tahan menjadi oposisi.

"Sayangnya tidak semua tahan untuk berada menjadi oposisi. Oke? Seperti yang disampaikan Pak Prabowo. Pak Prabowo tidak tahan untuk menjadi oposisi. Apa yang terjadi? Beliau sendiri menyampaikan bahwa tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha. Karena itu harus berada dalam kekuasaan," ungkapnya.

Usai debat, Anies menjelaskan, dirinya tidak berniat mengungkit pernyataan Prabowo yang kini telah menjadi bagian dari pemerintah. 

Dia mengaku hanya ingin menegaskan bahwa peran oposisi sangat penting dalam mengontrol kekuasaan.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu memberi contoh, minimnya oposisi membuat rancangan undang-undang dapat lolos dengan mulus tanpa perdebatan di lembaga legislatif. 

Semisal Undang-Undang (UU) Cipta Kerja Omnibuslaw. Setelah disahkan DPR, UU tersebut digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam putusannya, MK mengabulkan untuk sebagian permohonan uji formil. 

MK menilai UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau UU Cipta Kerja cacat secara formil, sehingga menyatakan UU tersebut inkonstitusional bersyarat.

Tanpa ada oposisi, sambung Anies, demokrasi dan kebebasan berpendapat juga terhambat karena tidak ada yang mengingatkan dan memonitor kekuasaan. 

Baca Juga: Usai Debat Capres, TKN Nusron Wahid Yakin Prabowo Menangkan Hati Pemilih

"Banyak UU yang meluncur begitu saja namun tidak dibahas. Itu artinya tidak ada proses yang demokratis, tidak ada perdebatan yang dilakukan terbuka," ujar Anies. 

"Nah makanya kualitas ini yang mau kita perbaiki. Kita sampaikan jadi oposisi sama-sama terhormat. Cuma ada yang enggak tahan jadi oposisi dan yang enggak tahan itu saya sampaikan, yang itulah berkontribusi dalam demokrasi kita," sambungnya.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x