Lebih lanjut, Alex menyebut, sekitar April 2022 dilakukan pertemuan di rumah dinas Eddy Hiariej yang dihadiri Helmut bersama staf dan pengacara PT CLM dan Eddy, Yogi hingga Yosi.
"Dengan kesepakatan yang dicapai, yaitu EOSH (Eddy) siap memberikan konsultasi hukum terkait administrasi hukum umum PT CLM," jelas Alex.
Eddy kemudian menugaskan Yogi dan Yosi sebagai representasi dirinya. Di mana besaran fee yang disepakati untuk diberikan Helmut kepada Eddy sekitar Rp4 Miliar.
Di sisi lain, kata Alex, Helmut juga mengalami permasalahan hukum lain di Bareskrim Polri.
"Untuk itu, EOSH bersedia dan menjanjikan proses hukumnya dapat dihentikan melalui SP3 dengan adanya penyerahan uang sejumlah sekitar Rp3 Miliar," ucapnya.
Alex menyebut sempat terjadi hasil RUPS PT CLM terblokir dalam sistem adminitrasi badan hukum (SABH) Kemenkumham karena akibat dari sengketa internal PT CLM.
Sehingga Helmut kembali meminta bantuan Eddy untuk membantu proses buka blokir. Dan atas kewenangan Eddy selaku Wamenkumham maka proses buka blokir akhirnya terlaksana.
"Informasi buka blokir disampaikan langsung oleh EOSH kepada HH (Helmut)," ujar Alex.
"HH kembali memberikan uang sejumlah sekitar Rp1 Miliar untuk keperluan pribadi EOSH maju dalam pencalonan Ketua Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti)," ungkap Alex.
Helmut dan Eddy sepakat bahwa teknis pengiriman uang di antaranya melalui transfer rekening bank atas nama Yosi dan Yogi.
"KPK menjadikan pemberian uang sejumlah sekitar Rp8 Miliar dari HH pada EOSH melalui YAR dan YAN sebagai bukti permulaan awal untuk terus ditelusurii dan didalami hingga dikembangkan," tegas Alex.
Dalam perkara ini, Helmut disangkakan melanggar Pasal 5 Ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 UU Tipikor. Ia pun ditahan di rutan KPK untuk 20 hari pertama dari 7-26 Desember 2023.
Baca Juga: Alasan Hari Ini Eddy Hiariej Tak Penuhi Panggilan KPK, Pengacara: Pak Wamen Limbung, Sakit Dia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.