JAKARTA, KOMPAS.TV - Pasangan Capres dan Cawpares nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD memberikan pendapatnya mengenai kualitas demokrasi di Tanah Air.
Dalam perjalanannya Pemilu sebagai salah satu saluran demokrasi sudah berlangsung 12 kali sejak tahun 1955, dan pemilihan presiden secara langsung sudah berjalan empat kali sejak 2004.
Namun, kata mereka, perjalanan panjang Pemilu dan Pilpres tersebut belum menciptakan demokrasi yang lebih baik.
Ganjar mengakui kualitas demokrasi di Indonesia memang diuji berkali-kala, maka itu perlu proses demokratisasi.
Menurutnya proses demokratisasi membutuhkan banyak orang dan ketika situasi dan kondisi tidak sesuai maka rakyat harus berbicara.
Baca Juga: Ganjar akan Copot Menteri yang Korupsi, Sebut Zaken Kabinet Tak Terlaksana Kalau Pemimpin Terlibat
Negara juga harus mengevaluasi peringatan dari kelompok kritis dan masyarakat yang melihat kondisi dan situasi tidak sesuai.
Di sisi lain, sambung Ganjar, peran masyarakat dalam partai politik perlu terus ditingkatkan. Namun Ganjar menilai hal tersebut bukan sesuatu yang gampang.
Ia mencontohkan saat memberi kuliah umum di salah satu perguruan tinggi di Jawa Barat, para mahasiswa sangat alergi dengan partai politik.
Para generasi muda itu enggan bergabung dengan partai karena dianggap buruk dan menjijikkan.
Dalam kuliah umum itu Ganjar kemudian memberi gambaran mengenai kiprah politik Presiden ke-7 Republik Rakyat Tiongkok sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping dan Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama.
Baca Juga: Sikat Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, Ganjar: Edukasi Anti-KKN Sejak SD, Kalau Perlu dari PAUD
Xi Jinping bergabung dengan parti politik di umur 21 tahun. Kemudian Barack Obama bergabung dengan partai politik di usia 35 tahun.
Sedangkan dirinya masuk partai politik di umur 24 tahun. Ganjar menjelaskan dalam proses tersebut dirinya, Xi Jinping dan Obama berhasil masuk ke legislatif.
Proses perjalanan politik di usia muda tersebut membuat Xi Jinping dan Obama menjadi presiden. Namun untuk Ganjar saat ini baru menjadi calon presiden.
"Proses demokratisasi membutuhkan pendidikan maka partai politik punya kewajiban salah satunya pendidikan politik," ujar Ganjar saat sesi tanya jawab di acara dialog terbuka Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Kamis (23/11/2023).
"Tiga sosok itu contoh nyata untuk saya ajak anak-anak muda jangan risih (masuk partai). Karena politik itu urusan kehidupan, cuti hamil urusan politik, penurunan kemiskinan urusan politik. Maka kalau anda tidak terlibat kita akan tertinggal," ucapnya.
Baca Juga: Hadiri Rakerda Apdesi, Prabowo Tegaskan Tak Minta Dukungan untuk Pilpres 2024
Di kesempatan yang sama, Mahfud menilai kualitas demokrasi tidak terlepas dari keinginan perwakilan rakyat menerima gagasan memperbaiki UU untuk meningkatkan demokrasi.
Mahfud mencontohkan usul memperbaiki UU Partai Politik, seperti mengurangi ambang batas, partai politik dibatasi untuk mengurangi konflik kepentingan sulit dijalankan jika DPR tidak setuju.
"Maka sekarang pilihlah anggota DPR yang aspiratif terhadap gagasan seperti itu, karena gagasan bagus itu sering tidak masuk ke DPR terutama soal penataan politik. Itu perjuangan kita ke depan masyarakat sipil dan kampus bersatu, biasanya bisa mendorong hal-hal seperti ini," ujar Mahfud.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.