Ia menyebut kakaknya yang merupakan calon presiden (capres) dari Koalisi Indonesia Maju, berkomitmen memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Pak Prabowo sudah berjanji juga untuk menambah kekuatan dari KPK. Kalau perlu ditambah lagi petugas petugas KPK. Itu dari dulu sudah konsisten," kata Hashim.
Ia juga mengaku yakin, langkah Prabowo tersebut akan didukung oleh pasangan calon wakil presidennya, Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga: Jubir TKN Prabowo-Gibran: Kami Serius dengan Komitmen Pemilu Bersih dari Kecurangan
Sebelumnya, pernyataan Hashim yang mengungkapkan tentang dugaan korupsi mark-up senjata di Kemenhan ramai di media sosial.
Pada Rabu (15/11/2023), Hashim menyebut, indikasi korupsi yang terjadi di Kemenhan berupa mark up atau pembengkakan anggaran pembelian senjata senapan canggih.
Menurut Hashim, harga satu senjata canggih yang sebenarnya sebesar 800 Dollar Amerika Serikat (USD) tersebut dibeli seharga 10.800 USD.
Laki-laki yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Gerindra itu menyebut, Prabowo yang diangkat sebagai Menteri Pertahanan pada 2019 diminta menandatangani kontrak pembelian senjata senilai Rp51 triliun.
"Rp 51 triliun di atas meja dia. Dan waktu itu kami sudah dapat laporan, saya dapat laporan, di kontrak ini korupsi mark up-nya gila. Ini lebih gila, ini gila, ini gila, gilanya memang melampaui gila, Pak," kata Hashim, Rabu (15/11/2023).
Hashim menyebut, kontrak senilai Rp 51 triliun yang ada di meja Prabowo pun akhirnya batal.
"Prabowo menolak godaan, saya bersaksi, saya saksi. Dia selamatkan uang kalian, your money, itu uang kalian. Dia selamatkan, ya Rp15-20 triliun dari tangan-tangan koruptor," kata Hashim, dilansir dari Kompas.com.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.