EMB-314 Super Tucano memiliki elemen senjata internal organik berupa dua buah SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7mm jenis FN Herstal M3P yang ditempatkan di setiap sayapnya.
Sedangkan dari sisi eksternal, EMB-314 Super Tucano mempunyai lima cantelan yang diposisikan pada sisi sayap kiri dan kanan (masing-masing dua cantelan) dengan maksimum 250Kg.
Cantelan utama terletak di bawah badan pesawat dengan kapasitas angkuta maksimum 350Kg. Alhasil total maksimum senjata yang bisa dibawa mencapai 1.550Kg.
Pesawat jeni ini juga dapat membawa senjata berupa bon jenis MK-81/MK-82, bom cluster, rocket pod FFAR, dan rudal berpemandu laser, sekelas Maverick.
Untuk menghadapi duel di udara, EMB-314 Super Tucano juga dapat membawa rudal anti pesawat jenis AIM-9L Sidewinder atau MAA-A1 Piranha.
Pesawat ini juga dilengkali sistem pertahanan diri yang terdiri dari RWR (Radar Warning Receiver), MAWS (Missile Approach Warning System), dan chaff/ flare dispenser.
Sebelumnya diberitakan, pesawat yang mengalami kecelakaan dan jatuh di kawasan Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS), Kamis (16/11/2023) dipastikan milik TNI AU.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, saat dihubungi di Jakarta, Kamis, membenarkan insiden jatuhnya dua pesawat TNI AU itu.
Kedua pesawat tempur taktis tersebut jenid EMB-314 Super Tucano dan jatuh di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis siang, diperkirakan sekitar pukul 12.00 WIB.
Baca Juga: Pesawat TNI AU di Lerang Gunung Bromo, Begini Upaya Tim Evakuasi Menuju Lokasi
"Betul (di Pasuruan, red.) dan ada dua (pesawat tempur)," kata Marsekal Fadjar, dikutip Antara.
Saat ini, lanjut dia, pihak TNI AU masih menyelidiki peristiwa tersebut, termasuk soal kemungkinan adanya prajurit yang menjadi korban, penyebab jatuhnya pesawat, serta kronologi peristiwa.
Kedua pesawat yang jatuh itu masing-masing dengan nomor registrasi TT-3111 dan TT-3103.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.