Jimly menjelaskan, meski mendukung Prabowo sebagai bakal capres, dirinya tidak dalam posisi yang rentan dipengaruhi.
Ketua MK periode 2003-2008 itu lebih memilih meneguhkan kepercayaan masyarakat terhadap MK sebagai penjaga konstitusi, diibanding harus mengikuti kepentingan politik.
"Saya kan tidak diangkat lagi tidak apa-apa," ujar Jimly.
Baca Juga: Jadi Cawapres Prabowo, Gibran Mengundurkan Diri dari PDIP?
"Saya kan cuma pulang kampung saja, karena saya dirikan MK sejak awal. Ini gedung ini nostalgia, ini kantor saya ini. Saya tidak tega membiarkan MK. Jadi saya enggak tega ini membiarkan MK image-nya kayak begini," sambungnya.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Public Virtue Research Institute (PVRI) Yansen Dinata menilai penunjukan Jimly Asshiddiqie sebagai anggota Majelis Kehormatan MK memiliki konflik kepentingan dalam menangani dugaan pelanggaran etik hakim MK.
Menurut dia, konflik kepentingan Jimly yakni pernah menyatakan diri mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres.
Baca Juga: Ada Hubungan Keluarga dengan Pemohon, Ketua MK Diminta Mundur dari Persidangan Batas Usia Capres
"Jimmly pernah menemui Prabowo pada awal Mei 2023. Dari pertemuan itu, Jimmly pernah mengakui dukungannya kepada Prabowo dalam Pilpres 2024," ujar Yansen, Selasa(23/10/2023), dikutip Kompas.com.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.