Ia menyatakan keprihatinannya bahwa peristiwa seperti ini memberikan pembelajaran politik yang kurang positif kepada masyarakat, karena dianggap mendorong pandangan bahwa keberhasilan politik bisa menjadi instan tanpa pengalaman yang cukup.
Baca Juga: Pengamat: Prabowo Akomodasi Gibran karena Relasi Patron Jokowi yang Tingkat Kepuasan Publiknya 82%
"Ini memberikan pembelajaran politik apa kepada masyarakat, pembelajaran apa yang bisa dipetik? Kaesang 2 hari jadi anggota partai dan 3 hari jadi ketua umum. Pembelajaran di publik ternyata menjadi manusia instan dimungkinkan di Indonesia," jelas dia.
Sebelumnya diberitakan Butet juga mengirimkan surat pribadi kepada Jokowi dengan tujuan menjaga warisan kepemimpinan yang baik.
Dalam surat tersebut, Butet menyampaikan kekhawatirannya terhadap potensi majunya Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024 dan menganggapnya sebagai permulaan bencana moral.
Dalam surat tersebut, Butet mencatat bahwa jika Gibran terpilih sebagai calon wakil presiden yang berpasangan dengan Prabowo Subianto, itu dianggapnya sebagai awal dari bencana moral yang mungkin terjadi.
Baca Juga: Gerindra Gelar Rapimnas Hari Ini, Gibran Disebut Tak Hadir, Bakal Muncul Saat Pendaftaran di KPU
"Rakyat Indonesia bukan orang bodoh yang tak bisa membaca peristiwa. Rakyat punya kecerdasan 'membaca' yang tersembunyi di balik semua itu," kata Butet dalam surat pribadi untuk Jokowi.
Seniman asal Yogyakarta ini juga memanfaatkan suratnya untuk terus mengekspresikan harapannya akan sosok pemimpin ideal, yang menurutnya hampir tercapai oleh Jokowi.
Butet menyebut bahwa bersama rekan-rekannya, mereka telah berjuang sejak tahun 1998 untuk menciptakan seorang presiden yang dapat dijadikan panutan yang baik di Indonesia.
Baca Juga: Pengamat Usai Gibran Jadi Cawapres: Bukti Dukungan Jokowi Lebih ke Prabowo
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.