JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebutkan sejumlah tantangan yang akan dihadapi Indonesia di masa depan dan meminta masyarakat hati-hati dalam memilih pemimpin dalam pemilihan umum (pemilu 2023.
Hal ini disampaikan dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (7/10/2023) siang.
Jokowi mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah mengguncang dunia. Tak sedikit negara yang masih berjibaku ‘menyapu’ dampak pandemi, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi.
Baca Juga: Jokowi Wanti-Wanti Soal Pemilu 2024 : Beda Pilihan Itu Biasa, Wajar, dan Nggak Apa-Apa
“Sekarang ini 96 negara masuk menjadi 'pasien' IMF (International Monetary Fund), artinya ekonominya ambruk. Kita bersyukur, covid selesai, ekonominya juga kembali normal,” kata Jokowi.
Kepala Negara juga menyampaikan bahwa Indonesia masuk top 5 negara terbaik dalam penanganan Covid-19, baik dari segi kesehatan maupun pemulihan ekonomi.
Jokowi mengibaratkan negara yang masuk menjadi pasien IMF, bak seseorang yang masuk ke ruang intensive care unit (ICU).
“Kalau gagal menangani, akan menjadi negara yang gagal,” ujarnya, dikutip dari program Breaking News KompasTV.
Tak hanya itu, sejumlah masalah yang menjadi tantangan RI juga menjadi perhatian, seperti perang Ukraina dan Rusia juga berdampak ke Indonesia, perubahan iklim, hingga krisis pangan.
Ia menjelaskan bahwa perang membuat harga pangan naik, khususnya bahan baku gandum. Impor gandung Indonesia mencapai 11 juta ton sebab, kata Jokowi, tanah Indonesia tak dapat menghasilkan gandum yang baik.
Masalahnya, 30 persen gandum diimpor dari Rusia dan Ukraina sehingga perang jelas berdampak bagi Indonesia.
Baca Juga: Jokowi: Saya Kadang Geleng-geleng, Pemimpin di Atas Sudah Ngopi Bareng di Bawah Masih Ramai
Belum lagi masalah beras yang berkaitan dengan perubahan iklim dan terjadinya kemarau panjang yang menyebabkan produksi beras menyusut, baik di Indonesia maupun di negara penghasil beras.
“Akibatnya, harga beras di seluruh negara di seluruh dunia, menjadi naik. Negara lain, setelah India, ikutan stop. Kita harus hati-hati.”
Selain itu, harga pupuk juga melambung imbas perang yang terjadi. Jokowi menjelaskan bahwa BUMN sendiri sebenarnya memiliki pabrik pupuk, tetapi bahan baku pupuk diimpor dari negara yang tengah berperang.
“Inilah problem yang ke depan akan semakin banyak tantangan yang dihadapi semua negara. Saya meyakini, dengan persatuan kita, kerukunan yang kita miliki, saya yakin menyelesaikan masalah menjadi lebih mudah, karena gotong royong,” kata dia.
Baca Juga: Sebut Masih Lebih Murah Dibanding Timor Leste dan Brunei, Jokowi Ungkap Penyebab Harga Beras Naik
Jokowi mewanti-wanti agar masyarakat menjaga situasi menjelang pemilu 2024. Dia meminta untuk tidak terpecah belah hanya karena berbeda pilihan.
Pasalnya, pemimpin memiliki tugas yang berat untuk menentukan arah masa depan Indonesia, khususnya dalam tiga periode kepemimpinan ke depan,.
“Dalam tiga kepemimpinan yang akan datang, 2024, 2029, 2034, itu sangat menentukan negara kita bisa melompat menjadi negara maju atau negara tidak maju,” tegas Jokowi.
“Sekali lagi, kepemimpinan itu, kita semua harus betul-betul teliti, hati-hati memilih pemimpin dalam tiga periode kepemimpinan ini.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.