Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam Fesly Paranoan mengaku pihaknya akan menampung usulan masyarakat terkait proyek. Fesly pun menjelaskan, penyusunan AMDAL merupakan kewajiban BP Batam sebagai pelepasan kawasan hutan untuk pembangunan Rempang Eco City.
Mengenai pembangunan Rempang Eco City, pada tahap pertama, lima kampung di Kelurahan Sembulang, Rempang akan direlokasi karena lahan hendak digunakan untuk pabrik kaca.
"Kami akan menampung usulan masyarakat yang disampaikan pada acara konsultasi publik ini. Ke depan, tim uji kelayakan lingkungan hidup juga akan dibentuk untuk mengkaji agar warga tidak terkena dampak buruk dari pembangunan pabrik kaca,” kata Fesly.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau Boy Even Sembiring menyebut warga terdampak tidak pernah diberi tahu mengenai dampak lingkungan akibat proyek Rempang Eco City.
Ia menyebut pemerintah tidak jujur menyampaikan berapa banyak mata pencarian, sejarah, dan hal lain yang akan dihancurkan.
"Penyusunan AMDAL harus melalui proses komunikasi dan konsultasi kepada masyarakat terdampak untuk mendengarkan pendapat dan tanggapan terkait rencana proyek. Masyarakat Rempang belum pernah melihat dokumen AMDAL, tetapi tempat tinggal mereka sudah akan digusur pemerintah," kata Even, Jumat (29/9).
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut tidak ada masalah dalam proses penyusunan AMDAL Rempang Eco City.
"Ya kan sekarang semua sedang berproses, ya. Enggak ada masalah," kata Luhut dikutip Kompas.com, Jumat (29/9).
Sebelumnya, dalam konferensi pers pada Senin (25/9), Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan kajian menyeluruh mengenai proyek Rempang Eco City. Bahlil pun membantah kritik Walhi mengenai potensi dampak lingkungan Rempang Eco City.
"Sudahlah, pasti (bagian dari kajian). Jangan Walhi merasa lebih tahu daripada pemerintah. Kalian ini sudah seperti negara ini seolah-olah diatur oleh lembaga lain," kata Bahlil, Senin (25/9).
“Mana ada negara yang mau menyengsarakan rakyatnya? Tulis baik-baik, kita hargai pemikiran Walhi, tapi juga negara punya tujuan."
"Kan ada AMDAL-nya, negara kita ini kalau khawatir terus, curiga terus, kapan mau maju? Kita ini dikasih bumbu curiga orang, takut terus, kapan kita maju?" sambung Bahlil.
Baca Juga: Dikritik soal Dampak Lingkungan di Rempang, Bahlil: Walhi Jangan Merasa Lebih Tahu dari Pemerintah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.