“Harusnya kan ini diterjemahkan menjadi kemudian bagaimana merumuskan bersama kepemimpinan nasional ke depan terkait dengan program-program mana yang harus diteruskan.”
“Kalau yang kemudian terjadi adalah menerjemahkan bahwa anaknya yang harus maju, itu menurut saya seperti sebuah upaya merendahkan pak Jokowi,” tambahnya.
Bahkan, lanjut Yunarto, itu dapat menyebabkan kontroversi mengenai politik dinasti, termasuk kemunculan kritik terhadap Jokowi terkait politik dinasti.
“Itu yang saya anggap sebagai hal-hal yang sepertinya malah menjerumuskan Jokowi.”
“Ketika ada upaya menempelkan dirinya, partainya dengan keluarga Pak Jokowi, kan kritiknya bukan ke mereka, (tapi) kepada Pak Jokowi, mereka hanya akan mendapatkan limpahan elektoral,” tambahnya.
Sebelumnya, Afriansyah Noor, Sekjen PBB, mendorong Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo, yang juga merupakan putra Jokowi untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo.
Afriansyah berpendapat bahwa ada suara-suara yang meragukan Gibran karena usianya yang masih muda.
Baca Juga: Senyum Gibran saat Ketum Projo Sebut Dukung Presiden Inisial P
“Ada yang mengatakan, ‘Oh masih muda’, justru anak-anak muda ini punya potensi dan belum punya banyak masalah, belum ada masalah.”
“Tapi kalau yang lain-lain, punya rekam jejak yang punya masalah banyak,” tuturnya.
Berdasarkan alasan tersebut, kata Afriansyah, ia memilih Gibran untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo.
“Itu makanya saya pilih Mas Gibran untuk menjadi pendamping Pak Prabowo sebagai calon wakil presiden, jadi tidak ada tawar menawar lagi,” tegasnya.
“Kami akan menawarkan Mas Gibran untuk menjadi calon wakil presidennya Pak Prabowo Subianto.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.