JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengkritik tindakan polisi yang memaksa demonstran melepaskan pakaian mereka saat diamankan.
Reza menilai tindakan polisi tersebut seolah menjadi kelaziman yang sah-sah saja. Padahal, tindakan itu menimbulkan traumatis pada demonstran.
“Melucuti baju warga dapat berefek traumatis,” kata Reza dalam keterangannya yang dikutip, Kamis (21/9/2023).
Baca Juga: FPI hingga PA 212 Gelar Aksi Bela Rempang Hari Ini, 1.000 Polisi Dikerahkan
Adapun aksi melucuti pakaian demonstran ini menjadi viral di media sosial saat aksi unjuk rasa warga Pulau Rempang. Saat itu, muncul sosok Abang Long yang menolak aparat melucuti pakaiannya.
Reza mengamati video viral tersebut yang memperlihatkan para peserta unjuk rasa di Rempang tidak mengenakan baju. Hanya Bang Long yang bersikukuh melawan, tidak membiarkan aparat melucuti bajunya.
Kejadian itu, kata Reza, memunculkan tanda tanya, apa sebetulnya yang polisi tuju ketika memaksa warga yang melakukan protes tidak memakai baju.
“Alasan umum yang terjadi, mungkin karena warga diduga menyembunyikan barang berbahaya, membawa senjata atau menyimpan barang bukti kejahatan di balik baju mereka,” ujar Reza.
Namun, lanjut Reza, meski itu yang menjadi alasan, polisi hendaknya paham bahwa sebagaimana praktik di banyak negara, begitu pemeriksaan (strip search) selesai dilakukan, secepat mungkin warga dipersilakan kembali mengenakan bajunya.
Baca Juga: Ganjar Sebut Solusi Konflik Vertikal macam Rempang: Pemimpin Tertinggi Harus Turun Tangan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.