JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar membeberkan perjalanannya menjadi bakal calon wakil presiden (Bacawapres) Anies Baswedan.
Menurut Muhaimin yang saat ini telah diusung sebagai cawapres Anies Baswedan oleh PKB dan Partai NasDem, perjalanannya cukup panjang.
“Jadi ceritanya tidak seteknis politis, ini soal perjalanan panjang, yang kebetulan ketemu momentum,” tuturnya dalam Program ROSI Kompas TV, Kamis (7/9/2023).
“Saya ditugasi PKB untuk mengawal seluruh gagasan, cita-cita, tujuan perjuangan PKB dengan satu cara masuk di dalam kepemimpinan nasional.”
Tugas untuk dirinya tersebut, kata Muhaimin, diputuskan dalam Muktamar PKGB, dan ia berkewajiban mewujudkan hal itu.
“Itu diputusakan oleh muktamar, kewajiban saya membawa ideologi, nilai, cita-cita itu terwujud.”
Selanjutnya, ia pun bertemu dengan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang sama-sama membutuhkan 20 oersen suara untuk dapat mengusung pasangan capres-cawapres.
Baca Juga: Ini Dia Nama Tokoh Muda yang Disebut Cocok Jadi Cawapres oleh Prabowo
“Saya butuh 20 persen, ketemulah Pak Prabowo. Pak Prabowo butuh 20 persen, ketemulah saya. Sama-sama butuh.”
“Terjadi perjodohan, yakni deklarasi koalisi KIR. Satu tahun kita kampanye KIR, berbagai event dan seterusnya, lalu pada akhirnya kita curiga, kesimpulan bahwa akhirnya pacaran ini tidak bisa berlanjut,” bebernya.
Puncak kecurigaan itu, menurut Muhaimin, adalah saat dirinya dan pengurus PKB melaksanakan rapat koordinasi nasional (rakornas).
Saat itu, kata Muhaimin, bertepatan dengan acara peringatan hari ulang tahun Partai Amanat Nasional (PAN).
“Saya ke acara rakornas, saya buka, kemudian saya bilang kepada rakornas, syaratnya tidak boleh membahas pilpres, kasih saya waktu sebulan.”
“Puncaknya di situ, rakornas, rapat koordinasi nasional sebetulnya membahas pileg. Tiba-tiba ada kabar, kepastian, koalisi itu berubah, KKIR menjadi koalisi Indonesia Maju,” jelasnya.
Saat itu ia terlambat hadir karena harus menghadiri rakornas terlebih dahulu. Muhaimin pun mengaku sempat bertanya-tanya.
Baca Juga: Cak Imin Sebut 2 Kasus Dia Hadapi yang Sebenarnya Sudah Tuntas, Tapi Selalu Muncul Jelang Pemilu
“Saya sempat tanya-tanya, memang sudah hampir pasti cawapresnya bukan saya.”
Namun, ia enggan menjawab siapa sosok cawapres Prabowo, dengan alasan itu adalah masa lalunya.
“Ya saya nggak boleh ngomong, itu urusan masa lalu, masa lalu saya.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.