Kompas TV nasional politik

SBY Sebut Ide Korbankan Demokrasi Demi Ekonomi dan Keamanan Nasional adalah Mitos

Kompas.tv - 25 Agustus 2023, 17:14 WIB
sby-sebut-ide-korbankan-demokrasi-demi-ekonomi-dan-keamanan-nasional-adalah-mitos
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan pidato kebudayaan di Taman Ismail Marzuki, Kamis (24/8/2023) malam. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Keenam Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menentang gagasan yang menyatakan bahwa demokrasi suatu bangsa harus dikorbankan demi peningkatan ekonomi serta keamanan nasional sebuah negara.

Melalui Pidato Kebudayaannya pada Kamis (24/8/2023) malam di Taman Ismail Marzuki, SBY mengungkapkan lima mitos terkait bangsa Indonesia, dua di antaranya mengenai pembangunan negara.

Ia mengutip tiga buku, yakni "Manusia Indonesia" karya Muchtar Lubis, kemudian "Pribumi Malas" karya Syed Hussein Alatas, dan "Asian Drama" karya Gunnar Karl Myrdal.

Menurut buku-buku tersebut, bangsa Indonesia dinilai sebagai bangsa yang hipokrit, munafik, enggan bertanggung jawab, dan sebagainya.

Lantas, ia juga mengungkapkan dua mitos terkait pembangunan negara yang menurut dia muncul pada masa Orde Baru.

"Ini belum lama sebetulnya menghinggapi cara pikir kita bangsa Indonesia, karena muncul atau lahir pada masa Orde Baru," jelasnya, Kamis (24/8/2023) malam dipantau dari Live Report Kompas TV.

Baca Juga: SBY Singgung soal Peningkatan Ekonomi pada Eranya, Klaim Demokrasi Indonesia Terjaga Baik

SBY mengungkapan mitos yang mengatakan bahwa bangsa-bangsa berkembang, termasuk Indonesia, harus mengorbankan demokrasi demi kesejahteraan dan stabilitas nasional.

"Ingin sejahtera, ekonominya maju, ya nomor duakan demokrasi. Itu mitos," tegasnya.

Kedua, ia menekankan bahwa mengorbankan demokrasi untuk menjaga stabilitas negara juga merupakan mitos.

"Kalau bangsa kita mau tentram, aman, stabil, ya kurangi kebebasan, kontrol kebebasan, seolah-olah kita harus memilih stabilitas atau keamanan yang baik atau kebebasan yang bisa merusak stabilitas dan keamanan," terangnya.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x